Bandung, Gatra.com - Perusahaan BUMN vaksin nasional Bio Farma berencana untuk memanfaatkan fasilitas produksi flu burung yang berada di kawasan Bio Farma dan kawasan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat untuk membantu penanganan Covid-19. Untuk diketahui kawasan tersebut saat ini masih dalam proses penyerahan dari Kementerian Kesehatan RI kepada Bio Farma.
Dalam komitmen mengatasi pandemi corona, Biofarma bersama dengan anggota holding BUMN farmasi lainnya yakni PT Kimia Farma Tbk dan PT Indofarma Tbk. telah menyediakan obat yang sudah masuk ke protokol pemerintah seperti Chloroquine dan Hidrocholoroquine.
Sementara Bio Farma sudah menyiapkan lima (5) skenario untuk menangani Covid- 19 antara lain pembuatan Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri khususnya pada masa pandemi Covid-19, pengembangan vaksin Covid-19, dukungan terapi plasma konvalesen, pembuatan Virus Transport Media (VTM), dan pembuatan Mobile Laboratorium BSL3.
Pada Mei 2020, Bio Farma sudah memproduksi sendiri RT- PCR test kit, yang diresmikan langsung oleh Presiden RI Joko Widodo dalam Hari Kebangkitan Nasional. Hingga pekan ketiga Juni 2020, Bio Farma sudah memproduksi 140 ribu kit, dan sudah dikirimkan ke seluruh pelosok Indonesia.
Pencapaian itu disampaikan oleh Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir dalam acara kunjungan kerja Menteri Kordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Efendy dan Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto ke Kantor Bio Farma, Bandung, Jawa Barat pada Sabtu (20/6).
RT PCR sendiri merupakan kolaborasi antara Bio Farma dengan star-up Nusatics yang berada di bawah koordinasi BPPT/Ristek-BRIN dalam gerakan "Indonesia Pasti Bisa". Bio Farma dengan kompetensi bidang bioteknologi memiliki tugas tidak hanya untuk memproduksi namun juga validasi, registrasi dan distribusi RT PCR ke seluruh pelosok Indonesia.
“Bio Farma saat ini mampu memproduksi sebanyak 50 ribu kits per minggu dengan menggunakan fasilitas yang sekarang berlokasi di kawasan Bio Farma. Apabila fasilitas produksi eks produksi vaksin flu burung dapat difungsikan. Bio Farma diharapkan akan mampu secara rutin memproduksi RT-PCR sesuai dengan kebutuhan nasional, yaitu sebanyak 20 ribu kit per hari atau 700 ribu kit perbulan,” ujar Honesti dalam keterangan yang diterima Gatra.com, Sabtu (20/6).
Sementara itu Menkes, Terawan Agus Putranto dalam sambutannya menekankan diperlukannya percepatan untuk penanganan Covid-19 seperti fasilitas produksi RT-PCR, maupun vaksin Covid-19. Kemenkes menurutnya mendukung penuh rencana Bio Farma untuk mempercepat pemanfaatan fasilitas produksi vaksin flu burung.
“Kami dari Kemenkes berharap Bio Farma mampu memproduksi RT-PCR hingga 700 ribu kit per bulannya dengan memanfaatkan fasilitas yang ada di Bio Farma yang saat ini masih berada di bawah Kementerian Kesehatan. Kami siap membantu Bio Farma untuk melakukan upaya percepatan pengalihan fasilitas produksi vaksin flu burung dari Kementerian Kesehatan ke Bio Farma,” ujar Terawan.
Di kesempatan yang sama, Menko PMK Muhadjir Efendy menyampaikan apresiasi kepada Bio Farma yang sudah mampu memproduksi RT-PCR untuk kebutuhan nasional. “Peningkatan kapasitas produksi untuk RT-PCR tersebut memang diperlukan mengingat kebutuhan dalam negeri yang besar juga. Kami mengapresiasi kemampuan Bio Farma yang sudah mampu memproduksi sendiri RT PCR. Untuk penambahan fasilitas produksi bisa memanfaatkan fasilitas-fasiliitas yang ada sekarang maupun memanfaatkan di tempat lain seperti di Balitbangkes,” ujar Muhadjir.