Home Politik Pilkada 2020 Diharapkan Lahirkan Pemimpin Luar Biasa

Pilkada 2020 Diharapkan Lahirkan Pemimpin Luar Biasa

Jakarta, Gatra.com - Plt. Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum yang juga Kepala Pusat Penerangan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Bahtiar, mengharapkan pilkada serentak 2020 melahirkan kepala daerah yang luar biasa dan mampu membawa daerahnya keluar dari krisis akibat pandemi coronavirus disease 2019 (Covid)-19.

"Justru pandemi ini, terutama untuk 270 daerah itu, diharapkan mendapatkan pemimpin terbaik, pemimpin kritis yang memimpin dalam kondisi krisis, bukan pemimpin biasa, karena kondisinya berbeda," katanya.

Bahtiar dalam webbinar bertajuk Panggung Pencitraan dan Tantangan Demokrasi di Tengah Pandemi Covid-19 gelaran Pascasarjana Universitas Mercu Buana, Jakarta, Sabtu (20/6), melanjutkan, tidak banyak pemimpin yang dapat menghadapi situasi krisis dan membawa optimisme di tengah masyarakat.

"Pemimpin di keadaan krisis itu luar biasa, pemimpin yang banyak galau dan suka baper justru tidak cocok memimpin disaat krisis, karena disaat krisis, pemimpin harus memberikan kepastian, semangat, optimisme, supaya masyarakat tidak larut dalam keadaan itu," ujarnya.

Dilaksanakannya Pilkada Serentak Tahun 2020 yang merupakan sebuah tatanan kenormalan baru dalam kehidupan politik dan berdemokrasi, juga diharapkan mampu membangkitkan optimisme dan kepercayaan diri masyarakat untuk bergerak bersama mengahadapi kenormalan baru dengan dilengkapi pemahaman ilmu pengetahuan dan protokol kesehatan yang ketat.

"Justru kita hendak menjadikan Pilkada Serentak 2020 ini adalah instrumen atau alat untuk negara kita bangkit, supaya masyarakat kita mulai percaya diri lagi, kita harus bergerak kembali, tentu harus dibekali ilmu pengetahuan dan protokol kesehatan yang ketat," ujarnya.

Bahtir melalui siaran pers, lebih lanjut menyampaikan, Pilkada tahun 2020 dilanjutkan bukanlah kebijakan yang berdiri sendiri dan jangan hanya dipandang sekadar memilih pemimpin, tetapi bagian dari aktivitas sosial kemasyarakatan, kebangsaan, kenegaraan, dan tatanan kenormalan baru kehidupan berdemokrasi.

125