Home Gaya Hidup Job Manggung Sepi, Seniman ini Budidaya Bonsai Kelapa

Job Manggung Sepi, Seniman ini Budidaya Bonsai Kelapa

Karanganyar, Gatra.com - Sukses berwirausaha mulai dirasakan seniman musik asal Karanganyar Joko Setyawan. Hasil penjualan tanaman hiasnya ternyata mampu menggantikan pendapatan manggung yang kini sepi. 

Ditemui Gatra.com di rumahnya di Dusun Getasan Desa Kaling Tasikmadu, Joko sedang menata dagangannya berupa tanaman bonsai. Tunas-tunas kelapa tumbuh kerdil namun cantik dari batok kelapa yang dijadikan pot.

Jika dilihat penampakannya, bonsai pohon kelapa tak ubahnya tanaman pada umumnya. Namun melihat proses budidayanya, ternyata cukup rumit. Sehingga, ia merasa pantas menjualnya dengan harga lebih tinggi jika dibanding tanaman hias pada umumnya. Apalagi pehobi botani pasti memakluminya. 

"Membuat bonsai kelapa butuh kesabaran. Karena prosesnya memakan waktu berbulan bulan bahkan tahunan untuk menghasilkan bonsai kelapa yang eksotis. Kebetulan sudah enggak banyak job manggung orkes, sehingga sekarang beralih ke budidaya bonsai kelapa," katanya, Sabtu (20/6). 

Membonsai diawali penyiapan tunas kelapa. Kemudian tunasnya dibuka agar cepat tumbuh. Cara ini membuat daun tumbuh dengan ukuran mini. Untuk membuat potnya, batok kelapa dihaluskan kemudian diplitur sampai muncul warga cokelat mengkilat. 

"Selanjutnya  di taruh di pot dengan cara posisi kelapa bisa ditanam horizontal maupun vertikal sesuai selera kita. Posisi tanam ini akan berpengaruh pada pertumbuhan bonsai kelapa sendiri," jelasnya. 

Ide berjualan bonsai muncul dari saran teman-temannya sesama seniman. Di tatanan normal baru, seniman tak boleh hanya mengandalkan pendapatan dari panggilan pemilik hajatan. Apalagi, hiburan bukan lagi kebutuhan vital hajatan di masa pandemi covid-19. Sehingga, seniman perlu memiliki keahlian berwirausaha. Kebetulan, ia memiliki usaha sampingan berjualan buah kelapa di Pasar Legi Solo. 

Selama pandemi, dirinya sudah menjual bibit tunas kelapa lebih dari 1.000 biji. Ia beruntung pandemi covid-19 tak menyurutkan minat pehobi botani di wilayah Soloraya. Promosi via daring membantunya mengenalkan dagangannya itu. Per bibit untuk dibonsai dijual Rp 15 ribu. Sedangkan bonsai setengah jadi Rp 30 ribu. 

"Bonsai sudah jadi Rp 50 ribu per pot. Pembeli tinggal memeliharanya saja," katanya. 

Hafid Karyono, penggemar bonsai asal Karanganyar mengatakan pehobi botani menaruh perhatian pada bonsai kelapa. Selain mudah mendapat bahannya, juga murah. 

"Penggemar dan penghobi bonsai kelapa sangat banyak. Itu bisa dilihat di Karanganyar sendiri juga sudah ada wadah komunitas bonsai dengan anggota juga cukup banyak," katanya.

2505