Batam, Gatra.com - Kapal jenis kargo MV Shahraz yang mengalami kandas di Selat Batu Berhenti Pulau Sambu, Batam, Kepri sejak (11/5) lalu, hingga saat ini masih teronggok di perairan dangkal tak jauh dari hamparan terumbu karang. Pertemuan antar stakeholder terkait juga telah dilakukan untuk membahas langkah selanjutnya atas insiden kapal berbendera Iran tersebut.
Ketua Perhimpunan Nelayan Tradisional Hiterland (Pelantar) Belakangpadang, Batam Bahrum Ali mengaku, hingga kini kapal super kargo tersebut masih berada di lokasi insiden itu. Terlihat juga kegiatan proses pemindahan sejumlah kontainer dari atas kapal ke kapal lain telah dilakukan.
Dia mengaku, akibat belum dievakuasinya kapal kargo tersebut, para nelayan tidak bisa melakukan aktifitas memancing ikan disekitar lokasi potensial itu, nelayan tradisional hanya bisa pasrah dan mencari lokasi tangkapan ikan lebih jauh.
"Biasanya bulan Juni lokasi itu menjadi areal tangkapan sotong dan kepiting. Kemarin telah dilakukan pertemuan namun belum ada kejelasan. Kapan kapal itu bisa dievakuasi dan dipindahkan juga belum ada klarifikasi dari pihak perusahaan. Sekarang banyak aktifitas kapal disekitaran perairan itu, sehingga nelayan sedikit waspada saat melintas," katanya, Jumat (19/6).
Kapal MV.Sharaz telah genap satu bulan lebih teronggok dihamparan batu karang, di perairan Pulau Sambu, Batam, Kepri ini merupakan kapal jenis super kargo dengan IMO 9349576 dan MMSI 422031500. Diketahui kapal tersebut berbendera Iran yang mengangkut ribuan kontainer. Kapal ini juga, tercatat memiliki data callsign EPBR2, Length/Beam 300/40 m serta current draught 14.6 m.
Ketua DPD Aliansi Masyarakat Peduli Lingkungan Hidup (Ampuh) Provinsi Kepri, Jeffry Simanjutak saat dihubungi mengatakan, pihaknya sangat menyesalkan peristiwa kandasnya kapal asing berbendera Iran dengan IMO 9349576 dan MMSI 422031500 yang tengah berlayar ini. Menurutnya peristiwa ini murni adalah faktor kelalaian manusia. Sebab, kapal ini bukan kali pertama melintas di perairan ini.
"Peristiwa kandasnya Mv Shahraz diduga kelalaian manusia. Sebab Kapal jenis ini pasti dilengkapi dengan teknologi tinggi, paling tidak sistem Kapten otomatis tersedia. Ini bisa kita lihat di Global Positioning System (GPS), dalam sistem itu pasti menunjukkan kalau wilayah yang mereka lewati itu ada hamparan terumbu karang, seharusnya kapal bermenuver atau merubah sedikit haluan,"ujarnya.
Kepala Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Karimun Capt. Barlet Silalahi menyebut, rapat kordinasi telah dilakukan untuk mencari solusi bagaimana mengapungkan kembali kapal MV Sharaz supaya dapat dipindahkan dengan meminimalisir potensi pencemaran di perairan itu.
Ada kendala terjadi dalam proses rencana evakuasi lantaran pihak pemilik kapal yang berasal dari Iran belum bisa datang ke Indonesia akibat dampak penyebaran Covid-19. Namun, pada perinsipnya evakuasi kapal beserta krew telah sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku. Agen pelayaran juga bersedia melakukan proses pemindahan 1.167 unit kontener untuk mempermudah proses pemindahan kapal.
Berdasarkan ivestigasi awal, diakuinya insiden tersebut diketahui bukan terjadi di daerah terumbu karang melainkan di area berbatu cadas. Tim survey lintas instansi juga telah mendata pada kerusakan ekosistem laut di kawasan perairan tersebut. KSOP juga telah memerintahkan agen kapal yakni PT Samoedra Salvage Engineers untuk segera melengkapi perizinan kegiatan salvage dan mendatangkan technical assistence untuk mengantisipasi pencemaran laut.
"Di lokasi juga sudah dilakukan pemasangan oil boom eksiting sepanjang 750 meter guna optimalisasi dalam pencegahan pencemaran akibat tumpahan bahan bakar MV Shahraz. Penginstalan motion detector device juga sudah dilakukan di atas kapal," katanya, pada Gatra.com, Jumat di Batam.
Saat ini, kata Barlet, segala persiapan mobilisasi kapal dengan menggunakan berbagai peralatan dan kapal bantu telah dilakukan sesuai aturan. Dalam mendukung proses evakuasi, pemindahan bahan bakar, pemindahan muatan dan rencana pengapungan kapal telah dikerjakan. Pertemuan seluruh instansi terkait yang dihadiri nelayan telah dilaksanakan beberapa waktu lalu.
"Ada juga keluhan nelayan sekitar yang terdampak dari insiden kandas kapal MV.Shahraz dilokasi tangkapan ikan mereka perlu mendapat perhatian. Kami akan membahas rencana pemberian kompensasi bagi himpunan nelayan tradisional yang terkena imbas dari insiden itu," tuturnya.