Tegal, Gatra.com - Banjir rob yang melanda sejumlah wilayah pesisir Kota Tegal, Jawa Tengah dalam beberapa pekan terakhir turut merusak tambak bandeng. Akibatnya, petani menderita kerugian ratusan juta rupiah.
Dampak banjir rob terparah melanda Kelurahan Muarareja, Kecamatan Tegal Barat. Selain merendam rumah-rumah warga dan jalan, rob juga merusak tambak bandeng yang berada tak jauh dari pantai.
Sekretaris Kelompok Tani Tambak Jaya Kelurahan Muarareja Abu Dirman (41) mengatakan, terdapat ratusan hektare tambak bandeng yang rusak akibat banjir rob. "Dampaknya sangat besar sekali. Tanggul tambak rusak sehingga tambak terendam dan bandeng yang siap panen lari ke sungai," kata Dirman, Kamis (18/6).
Menurut Dirman, kerugian yang dialami petani akibat rob mencapai ratusan juta rupiah. Petani juga tak memiliki modal untuk memperbaiki tanggul-tanggul yang rusak karena harga bandeng sedang anjlok akibat pandemi Covid-19. "Karena pandemi Covid-19 hajatan pernikahan kan tidak boleh, akhirnya dampaknya ke harga bandeng, harganya jadi murah. Sebelumnya harga bandeng nyampe Rp20 ribu per kg, sekarang Rp15 ribu per g. Sedangkan harga pakan tetap bahkan naik," ungkapnya.
Dirman mengatakan, banjir rob sudah mulai terjadi sejak Mei dan biasanya akan berlangsung hingga Juli. Banjir rob tahun ini menurutnya lebih parah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. "Tiap tahun setiap bulan Mei, Juni dan Juli selalu rob. Tapi tahun rob yang paling besar dampaknya," ujar dia.
Dirman berharap ada upaya dari pemerintah untuk membantu petani tambak yang terdampak banjir rob dan Covid-19. "Harapannya dari pemerintah ada perhatian, ada perbaikan tanggul dan peninggian tanggul biar petani lebih aman lagi," ucapnya.
Di Kelurahan Muarareja, terdapat 42? petani tambak. Mereka terbagi dalam dua kelompok tani, yakni Kelompok Tani Tambak Jaya dan Kelompok Tani Tambak Berkah.