Pati, Gatra.com - Tradisi sedekah laut di Desa Pecangaan, Kecamatan Batangan, Kabupaten Pati, Jawa Tengah harus diundur selama dua bulan lamanya lantaran pandemi Covid-19. Selain itu dalam gelarannya, prosesi dilangsungkan secara sederhana dengan pembatasan-pembatasan.
Kepala Desa Pecangaan, Mat Tono mengatakan, prosesi sedekah laut biasanya digelar sebelum masuk bulan Ramadan. Adanya pagebluk membuat agenda budaya ini harus diundur untuk menghindari kemudaratan.
“Hari ini terpaksa baru kami langsungkan. Sebelum Corona, sedekah laut di Pecangaan biasanya dilaksanakan sebelum bulan puasa. Tahun ini terpaksa mundur sampai dua bulan,” ujarnya, Kamis (18/6).
Prosesi pengkhidmatan pun dibuat sedemikian rupa agar sesuai dengan protokol kesehatan. Misalnya peserta hanya diperuntukkan bagi perangkat desa, kapolsek dan danramil saja, dengan menggunakan empat perahu yang sebelumnya bisa terdiri sampai belasan perahu pengiring.
“Ritual larung sesaji kita mulai jam 09.00 WIB. Kepala kambing dan sesajen kita taruh di miniatur perahu. Kemudian diangkut perahu nelayan dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pecangaan menuju ke laut,” jelasnya.
Dalam perjalanan, sesaji yang hendak dilarung diiringi dengan tabuhan rebana, sepanjang perahu mengarungi aliran sungai hingga ke laut. Sementara di sisi lain, Satuan Polisi Perairan dan Udara (Sat Polairud) Polres Pati turut mengawal agar prosesi berjalan tanpa kendala.
“Ritual yang biasanya mengumpulkan kerumunan kita tiadakan. Perbedaannya tahun kemarin kita bebas melakukan kegiatan, seperti menggelar kesenian ketoprak, bahkan pengajian. Tahun ini kita handle tidak ada kegiatan, terpenting tujuannya tercapai,” paparnya.
Dalam pandangan yang sama, Kasat Polairud Polres Pati, Iptu Sutamto membeberkan jika dalam ritual ini pesertanya dibatasi, jumlah armada, termasuk waktu ritual dipangkas sedemikian rupa.
“Pelaksanaan dibuat singkat, tetapi kesiapsiagaan mutlak. Tidak diperbolehkan berbondong, biasanya ramai. Semua terkendali, baik awal keberangkatan hingga kepulangan, semuanya rapi,” ucapnya.