Home Milenial Infrastruktur Timpang, Guru Lebih Suka Mengajar di Kota

Infrastruktur Timpang, Guru Lebih Suka Mengajar di Kota

Pekanbaru, Gatra.com - Disparitas infrastruktur antara kawasan pesisir Riau dan daratan ikut mempengaruhi sebaran tenaga pendidik di provinsi tersebut. Hal yang sama juga berlaku antara kawasan perkotaan dan pedesaan. 
 
Legislator Riau yang membidangi urusan pendidikan, Kasir, mengatakan ketimpangan infrastruktur dasar menyebabkan guru enggan melakoni pekerjaan di pedesaan. 
 
"Mereka umumnya bepikir akan kesulitan akses di pedesaan, sehingga membuat guru memprioritaskan mengajar di kawasan perkotaan," jelasnya kepada Gatra.com, Rabu  (17/6). 
 
Kasir menambahkan, pola tersebut berimbas pada perbedaan kualitas pendidikan antara kawasan pedesaan dan perkotaan. 
 
Ia pun mendorong pemerintah memberikan insentif tambahan bagi guru-guru yang mengajar di pedesaan. Agar tenaga pendidik tidak keberatan mendidik para siswa di pedesaan. Tanpa adanya insentif,tekanya,  guru-guru akan merenung lebih lama sebelum menyatakan siap pindah ke wilayah pedesaan. 
 
"Akses yang jauh, sinyal yang susah, membuat mereka pikir-pikir masuk ke desa. Itu sebabnya insentif diperlukan agar guru-guru terdorong. Selama ini guru-guru yang mengajar di desa atau kawasan terpelosok, diperlakukan sama dengan guru-guru di perkotaan," imbuhnya. 
 
Sebagai informasi, ketimpangan sebaran guru merupakan salah satu problem pendidikan di Riau, selain jaringan internet yang tak memadai saat penerimaan peserta didik baru (PPDB). Adapun jumlah guru SMA/SMK di Riau menembus angka 8.000 guru.
707