Tegal, Gatra.com - Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2020/2021 di jenjang SMP negeri di Kota Tegal, Jawa Tengah digelar secara online. Meski demikian, para orang tua tetap memilih mendatangi sekolah untuk mendaftarkan anaknya pada hari pertama pendaftaran, Rabu (17/6).
Pantauan Gatra.com di SMPN 2 Kota Tegal, puluhan orang tua bersama anaknya mendatangi sekolah yang berada di Jalan Lumba-Lumba, Kelurahan Tegalsari, Kecamatan Tegal Barat itu sejak sekitar pukul 07.00 WIB dengan membawa berkas pendaftaran. Akibatnya, terjadi antrean di depan gerbang sekolah.
Panitia PPDB pun memberlakukan protokol kesehatan secara ketat untuk mencegah penyebaran Covid-19. Sebelum masuk ke dalam sekolah, setiap orang tua dan anaknya wajib memakai masker, diperiksa suhu tubuhnya serta mencuci tangan di tempat cuci tangan yang sudah disediakan.
Selain itu, panitia juga membatasi jumlah pendaftar untuk mencegah kerumunan saat proses pendaftaran yang dilakukan di sejumlah ruang kelas. Seluruh panitia dan petugas operator yang bertugas membantu pendaftaran juga memakai masker dan face shild.
Salah satu orang tua, Anggraeni (47) mengaku, memilih mendatangi sekolah untuk lebih memastikan proses pendaftaran anaknya tidak ada masalah.
"Karena dekat rumah jadi datang langsung ke sekolah. Saya lebih sreg kalau datang ke sekolah. Saya kebetulan alumni juga," ujarnya.
Menurut Anggraeni, saat proses pendaftaran, pihaknya dibantu oleh petugas operator dalam memasukkan data.
"Saya menyerahkan data, mereka (operator) yang input dan saya ngecek dari layar proyektor," ujarnya.
Panitia PPDB SMPN 2 Kota Tegal, Rofii mengatakan, PPDB tahun 2020/2021 dilakukan secara online seperti tahun sebelumnya. Namun karena ada orang tua yang memilih tetap datang ke sekolah, maka dibuat sistem antrean dan diterapkan protokol kesehatan pencegahan penyebaran Covid-19.
"PPDB mengacu peraturan wali kota, sistemnya online seperti tahun kemarin. Di sekolah pendaftaran juga tetap online. Orang tua yang datang dilayani operator. Tapi ada aturan terkait protokol kesehatan pencegahan Covid-19. " kata Rofii, Rabu (17/6).
Dia menjelaskan, jumlah pendaftar dibatasi 105 orang per hari dan dibagi dalam satu shift. Tiap shift ada 35 pendaftar. Pendaftar dalam satu shift lalu dibagi ke dalam tujuh ruang untuk proses pendaftaran yang sudah disiapkan sehingga dalam satu ruang hanya ada lima pendaftar.
"Di dalam ruang pendaftaran jumlahnya dibatasi agar ada jaga jarak. Selain itu juga tidak ada kontak langsung antara pendaftar dan operator. Pendaftar cukup melihat dari layar proyektor saat proses input data dan pencocokan data," ujarnya.
Menurut Rofii, pendaftar yang melakukan proses pendaftaran di sekolah diharuskan mengambil nomor antrean terlebih dahulu dulu sebelum dilayani petugas operator pendaftaran. Hal ini agar pembatasan jumlah pendaftar untuk mencegah kerumunan bisa berjalan.
"Yang datang hari ini sehari sebelumnya sudah ngambil nomor antrean. Yang ngambil nomor antrean hari ini mendaftarnya besok. Banyak juga yang mendaftar melalui online mandiri di rumah, nanti tinggal admin melakukan verifikasi saja. Jadi tidak usah datang mengambil nomor antrean. Kecuali yang terkendala wifi atau perangkat kami layani di sekolah," ucapnya.