Sarolangun, Gatra.com - Ketua DPRD Sarolangun, Jambi, Tontawi Jauhari mengaku terkejut dan tidak menyangka biaya perawatan pasien yang terjangkit Covid-19 di daerah cukup tinggi.
"Kita harus membayar lebih dari Rp700 juta, kita terkejut juga dan sudah memenuhi standar kesehatan, sedangkan dokter yang mendapatkan insentif setiap memeriksa Rp500 ribu. Dalam sehari kita bisa 3 sampai 4 kali, mereka dapat langsung membayar dengan dana Covid-19 ini," katanya Tontawi dalam kompilasi pasca penandatanganan persetujuan bersama (MoU) pendampingan dan pengawasan dana Covid-19 di Kabupaten Sarolangun, di Kantor Bupati setempat, Selasa (16/6).
Tontawi mengatakan, MoU ini sangat perlu dilakukan karena menyangkut masyarakat yang terdampak Covid-19. Terkait kesepakatan pengawasan dana Covid-19, Pemkab Sarolangun telah menganggarkan dana sebesar Rp20 miliar dan sudah dibelanjalan sebesar Rp7 Miliar.
Ia berharap agar Covid-19 di Kabupaten Sarolangun dapat cepat berlalu dan dalam proses menuju normal baru semua bisa beraktifitas seperti sedia kala dengan menerapkan protokol kesehatan.
"Kita tetap jaga jarak, pakai masker jangan sampai terabaikan, bertambah (pasien positif). Kalau 3 biayanya saja Rp700 juta, lebih mahal dari itu," katanya.
Menyikapi hal tersebut, pimpinan DPRD dan anggota DPRD akan mencadangkan anggaran dana Covid-19 pada tahun 2021. Mengingat perkembangan Covid-19 yang sampai saat ini masih belum jelas kapan berakhir.