Jakarta, Gatra.com – Temuan obat antivirus corona Lymfosit T Nano oleh Muhammad Isa (Isa Robotik) beredar viral di masyarakat luas. Pengobatan lokal itu diklaim ampuh membunuh semua jenis virus corona termasuk Covid-19. Nama Isa Robotik pun moncer di jagat maya dengan bermunculannya testimoni pengobatan dari para pasien. GATRA TV beberapa waktu lalu juga berkesempatan mewawancarai Isa Robotik secara khusus terkait pengobatan yang ia lakukan. Namun tak banyak yang tahu obat mutakhir Lymfosit T Nano lahir dari kerja keras sebuah yayasan yang dikenal sebagai Yayasan Biotech Methodologi Tubuh. Yayasan ini bergerak di bidang kesehatan dan kemanusiaan yang telah membina putera bangsa yang memiliki kelebihan dan pengetahuan di dunia herbal dan pengobatan. Obat Lymfosit T Nano bikinan Isa kini sedang diuji klinis dan diujicoba oleh masyarakat umum, purnawirawan, prajurit TNI, terakhir “vaksin” ala Isa sudah masuk ke kalangan istana dan lingkungan Kantor Kepala Staf Kepresidenan (KSP). Isa berharap temuannya bisa diakomodir pemerintah untuk bisa diproduksi massal.
Kehadiran obat Lymfosit T Nano beserta pengobatan lain yang dibuat dari racikan anak bangsa patut diapresiasi oleh banyak kalangan. Pemerintah Indonesia saat ini sedang menggencarkan penemuan vaksin Covid-19 dengan berkolaborasi dengan BUMN vaksin, universitas dan pakar medis. Temuan vaksin yang diprediksi akan selesai dalam jangka waktu panjang tidak lantas membuat masyarakat “wait and see” dan berpangku tangan dalam menemukan pengobatan corona. Ramuan herbal dan tradisional dengan pertanggungjawaban medis yang kuat dan akurat dinilai mampu menopang kualitas kesehatan masyarakat Indonesia. Untuk mengetahui lebih jauh tentang Yayasan Biotech Methodologi Tubuh, wartawan GATRA Andhika Dinata berkesempatan mewawancarai Wibisono selaku pembina yayasan sosial tersebut. Pria asal Surabaya, 1 Desember 1973 itu memaparkan panjang lebar tentang perjalanan yayasan yang dipimpinnya. Berikut petikannya:
Bagaimana awal mula Yayasan Biotech Methodologi Tubuh ini dibentuk, dan siapa saja pengurusnya?
Yayasan ini saya dirikan setahun yang lalu, bergerak dalam bidang kesehatan dan kemanusiaan, tujuannya untuk memberikan wadah buat 'Isa Robotik' dalam berjuang demi kemanusiaan dan mengobati masyarakat yang sakit. Kepengurusan yayasan ini sebagai berikut: Saya sendiri (Wibisono) sebagai Ketua Dewan Pembina, Letjen TNI (Purn.) Prof. Dr. Syarifudin tippe sebagai Ketua Dewan Penasihat, Penasihat Mayjen TNI (Purn.) Asril Hamsah Tanjung, Pembina Laksda TNI (Purn.) Agus Kowo Budi utomo, Penasihat Prof. Dr. Agus Sidharta dan Pembina Dik Dik Kusnadi (pejabat BNN). Sedangkan pengurus harian dipimpin Ketua umum Monique Rosaline Wowiling, Sekjennya Dedi Ruslan, Penasihat Hukum Dedi Suharyadi,SH, MH, serta beberapa pengurus yang lain dari segala profesi termasuk para dokter telah bergabung dalam yayasan ini. Nantinya yayasan ini akan membangun klinik kesehatan dan izin-izinnya sedang dalam proses pengurusan.
Bagaimana awal mula Anda bisa kenal Isa Robotik?
Awal mula saya diperkenalkan oleh salah satu pembina yayasan yaitu Pak Dik Dik Kusnadi dari beliaulah saya kenal Isa Robotik di tahun 2014. Beliau saat itu masih bertugas di BNN pusat di Jakarta, sekarang menjadi Kepala BNN di Belitung.
Bagaimana tertarik untuk membina kemudian menemukan bakat Isa Robotik?
Saya tertarik membina Isa Robotik karena saya melihat anak ini luar biasa. Anak ini mendapatkan 'anugerah dari Allah' yaitu kelebihan yang tidak lazim sebagai manusia biasa dengan kondisi yang cacat secara genetik dari lahir (dadanya bolong) tapi mampu bisa bertahan hidup. Di dadanya menempel modul elektrik seperti Tony stark ‘Iron Man' dalam film The Avengers. Dan ternyata dalam kehidupan nyata ada di Indonesia. Dia belajar banyak ilmu secara otodidak khususnya ilmu kesehatan dengan membaca buku dan belajar dengan para ahli kesehatan, sehingga ilmunya dipraktikkan bisa mengobati banyak orang secara tulus dan tanpa pamrih. Dan rata rata orang yang dia obati bisa sembuh. Selanjutnya saya mengamati dan memonitor kegiatan Isa dalam mengobati orang selama 4 tahun terakhir, akhirnya setahun yang lalu saya dirikan yayasan agar kegiatan dia bisa terkontrol dengan baik.
Bagaimana ceritanya Isa Robotik bisa menemukan obat antivirus corona?
Pada saat awal virus corona mewabah di Wuhan, Cina di bulan Desember 2019, Isa melaporkan ke saya bahwa dia memprediksi virus ini akan dengan cepat masuk wilayah Indonesia. Ia mengungkapkan sejak 2014 sebenarnya sudah meriset dan menemukan vaksin dan obat virus ini. Dan pada saat virus masuk ke Indonesia di bulan Februari, ia ingin menolong orang untuk memvaksin dan mengobati orang yang terpapar dan Alhamdulillah sampai saat ini dia sudah memvaksin dan mengobati hampir 700 orang.
Anda bisa mengklaim obat ini sebagai vaksin virus Covid-19?
Saya berani mengklaim sebagai vaksin corona karena obat ini mempunyai tiga (3) fungsi yaitu pertama, untuk meningkatkan antibodi dan sell imun serta persiapan agresor terhadap semua jenis virus corona (berfungsi sebagai vaksin), kedua: untuk pengobatan penyakit yang disesuaikan dengan penyakit yang ada di tubuh dan sesuai kondisi fisik tubuh, ketiga: untuk percepatan pemulihan regenerasi sell (stem sell). Obat ini memakai teknologi biotek yang saat ini telah dikembangkan di seluruh dunia.
Bagaimana dengan izin edar atau uji klinis obat ini?
Pada awalnya saya belum berpikir untuk uji klinis atau urus izin edar, karena Isa menolong orang door to door atau masyarakat datang sendiri minta diobatin. Jadi saat itu yang penting bisa menolong masyarakat dulu karena obatnya Isa ini tidak hanya untuk virus corona saja tapi bisa semua jenis penyakit dari mulai stroke, jantung, kanker dan penyakit kronis lainnya. Ada orang yang keropos tulangpun bisa sembuh. Di situlah saya ingin langsung diuji coba ke masyarakat, terakhir sudah di ujicoba oleh para purnawirawan jendral, jajaran Kodam 3 Siliwangi, kalangan pejabat istanapun (KSP) sudah mencoba, dan para tenaga medis di Bogor, dan salah satu pembina yayasan Pak Dik Dik Kusnadi (Kepala BNN Belitung) yang terpapar positif Covid-19 bisa sembuh setelah minum obatnya Isa. Maka setelah menjalani serangkaian uji coba dengan hasil yang memuaskan/signifikan baru kita akan urus izin Depkes (BPOM) dan uji klinis untuk bisa di produksi massal.
Apa harapan anda ke depan untuk “vaksin” atau obat anti virus ini?
Harapan saya untuk obat ini, saya ingin negara bisa mengakomodir dan mengapresiasi atas temuan 'Isa Robotik" (vaksin-obat) ini dan menjadikan solusi untuk bisa mengobati rakyat indonesia. Saya akan "wakafkan" Isa Robotik untuk diuji klinis dan diriset atas kelebihan yang dia miliki ke negara demi kemajuan dunia kesehatan, dan bisa segera menguji klinis tentang obat ini agar bisa segera diproduksi massal. Tapi kalau pemerintah tidak mengakomodir saya tidak akan kecewa, saya akan terus bertekad dan berupaya untuk menggandeng perusahaan farmasi ternama baik dari perusahaan farmasi dalam negeri atau dari luar negeri untuk bisa memproduksi massal vaksin ini. Yang "terpenting" buat saya tujuannya adalah untuk kemanusiaan. Terakhir saya dan pengurus yayasan yang lain ingin segera berbuat untuk bangsa negara tercinta agar tidak tergantung vaksin dan obat dari luar negeri sehingga karya anak bangsa ini bisa membanggakan bangsa untuk kebangkitan dunia kesehatan.