Home Ekonomi Mahal, Eksportir Melati di Tegal Harap Tarif Kargo Turun

Mahal, Eksportir Melati di Tegal Harap Tarif Kargo Turun

Slawi, Gatra.com - Ekspor melati dari Kabupaten Tegal, Jawa Tengah mulai kembali berjalan setelah terhenti tiga bulan akibat pandemi Covid-19. Pengusaha melati berharap tarif pengiriman melalui kargo pesawat bisa turun agar ekspor bisa ditingkatkan.

Salah satu eksportir melati di Desa Maribaya, Kecamatan Kramat, Wiryono (46) mengatakan, kualitas melati Indonesia tidak kalah dengan melati yang diekspor negara lain, seperti India. Namun karena mahalnya tarif kargo dan lamanya waktu tempuh, melati dari Tanah Air kurang bisa bersaing.

"Harapannya ongkos kargo bisa dipermudah, jangan terlalu mahal. Jadi bisa bersaing dengan kompetitor eksportir lain di luar negeri," kata Wiryono, Selasa (16/6).

Wiryono mengatakan, tarif kargo di India untuk pengiriman melati ke Arab Saudi lebih murah dibandingkan tarif kargo di Indonesia. Selain itu, waktu pengirimannya juga lebih cepat.

Untuk mengirim ke Arab Saudi dari Jakarta dibutuhkan waktu selama 11 Jam. Sedangkan dari India lebih cepat enam jam. "Kalau ekspor ke Arab Saudi, jarak tempuh lebih cepat India. Apalagi harga kargo juga pasti lebih murah 50 peren. Indonesia pasti kalah," ujar Wiryono.

Baca jugaTiga Bulan Dihantam Pandemi, Ekspor Melati Tegal Mulai Pulih

Menurut pengusaha yang sudah mengekspor melati sejak 2015 itu, di masa pandemi Covid-19, pengiriman ke Arab Saudi juga bertambah lama karena masih sedikitnya frekuensi penerbangan ke Negara Petro Dollar. 

"Biasanya packing hari ini, pagi sampai airport. Terus penerbangan ke Jeddah itu saat pandemi ini jam 6 sore baru ada. Sampai Jeddah pagi waktu Indonesia. Kalau tidak pandemi, pesawat ke Arab Saudi jam 9 pagi ada," ucapnya.

Lamanya waktu pengiriman tersebut, kata Wiryono, bisa memengaruhi kualitas melati. Sebab es batu yang disertakan dalam boks pengiriman mulai mencair setelah 10 jam.

"Jadi kalau dari sini kirim malam, sampai Jakarta pagi, terbangnya sore, sampai sana pagi. Itu terlalu lama perjalannya," ujar dia.

Jika tarif kargo tidak mahal dan frekuensi penerbangan internasional sudah normal, Wiryono meyakini ekspor melati Indonesia bisa lebih meningkat. Apalagi produktifitas melati di Kabupaten Tegal juga tinggi, mencapai 150-200 kilogram per hari. "Produktifitas tak terdampak pandemi. Yang terdampak penjualannya," ucapnya.

196