

Kudus, Gatra.com - Kawanan monyet liar turun ke permukiman di Desa Colo, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah dan menjarah pohon buah milik warga. Pergantian musim diduga menjadi penyebab fenomena unik tersebut.
Pegiat Lingkungan Kudus, Fathul Faruq mengatakan, fenomena itu bukan kali pertama terjadi di kawasan triangle Pegunungan Muria. Jauh sebelumnya kejadian serupa turut terjadi di salah satu wilayah Kabupaten Pati.
“Biasanya terjadi saat musim kemarau panjang. Saat ini sudah masuk bulan kemarau, panas tetapi curah hujan masih tinggi. Keasaman air tinggi ini yang menyebabkan pohon buah liar tidak produktif, sehingga kawanan monyet turun menyerbu permukiman untuk mencari makan,” ujarnya, Selasa (16/6).
Ia khawatir jika kejadian ini terus berlangsung dan buah maupun sayuran sudah habis, bakal terjadi konflik antara monyet liar dengan warga. Apalagi kejadian tersebut pernah terjadi di wilayah Gunung Lawu.
“Di Gunung Lawu sempat terjadi karena pohon buah dan sayur di kebun sudah habis. Kawanan monyet beralih mencari makan di dalam rumah-rumah warga. Konfrontasi pun tidak dapat terhindarkan saat itu,” kenangnya.
Satu diantara solusinya adalah dengan menanam pohon buah di pinggir perbatasan antara hutan dan permukiman/perkebunan. Sehingga sebelum masuk ke wilayah manusia, kawanan binatang liar akan singgah lama di daerah tersebut. “Pagar pohon buah ini untuk solusi jangka panjang karena prosesnya cukup lama. Namun hal itu lebih efektif untuk menghalau binatang liar masuk ke permukiman,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Colo, Destari Andryasmoro mengatakan, lokasi yang disambangi kawanan monyet berada di daerah Colo Pandak RT 05/RW 03 yang merupakan kawasan villa. “Monyetnya kurang lebih berjumlah 10-11 ekor, datangnya itu pagi dan sore, mereka mencari makan di perkebunan warga, mungkin di hutan makanannya sudah habis. Biasanya mencari pisang, alpukat dan sayuran,” paparnya.
Ia menyebutkan bahwa kawanan monyet liar itu berasal dari kawasan Pegunungan Muria yang masuk wilayah Rahtawu (Kudus) dan Jepara. Apalagi dikatakannya kawasan hutan di daerah tersebut tidak lagi hijau. “Itu monyet liar dari gunung sebelah yaitu di daerah perbatasan Rahtawu dan Jepara. Di sana mungkin (hutannya) gundul sehingga kawanan monyet pindah ke Colo untuk mencari makan,” ungkapnya.
Ditambahkan, hingga saat ini belum ada catatan konflik antara binatang liar itu dengan manusia. “Belum ada rumah yang rusak. Sedari dulu memang ada monyet di kawasan hutan Colo. Jadi kita biarkan saja, selagi tidak membahayakan warga. Biasanya kalau kenyang dia balik ke hutan lagi,” tandasnya.