Palembang, Gatra.com – Neraca ekspor Sumsel tidak memperlihatkan kondisi menyenangkan di tengah pandemi saat ini. Pada Mei lalu, beberapa nilai ekspor komoditas Sumsel mengalami penurunan. Salah satu komoditas Sumsel yang cendrung bertahan selama pandemi ialah bubuk kertas (pulp).
Berdasarkan keterangan Badan Pusat Statistik (BPS), Sumsel, Senin (15/6) diketahui pada bulan Mei, ekspor Sumsel sebesar US$ 240,84 atau mengalami penurunan 16,9% dibandingkan ekspor bulan sebelumnya. Penurunan nilai ekspor ini disokong oleh penurunan nilai ekspor migas dan non migas. Beberapa komoditas memperlihatkan penurunan diantaranya, karet, batubara, minyak kelapa sawit dan fraksinya, juga komoditas pupuk urea, kertas tisu, bungkil dan residunya sedangkan bubur kayu/pulp, kayu/produk kayu, produk farmasi seperti halnya, obat- obatan, dan amonia anhidrat mengalami peningkatan nilai ekspor.
“Dua komoditas andalan Sumsel, seperti halnya bubur kayu dan karet ialah komoditas yang sangat mempengaruhi neraca ekspor. Jika keduanya mengalami peningkatan atau malah penurunan akan sangat pengaruh pada pencapaian ekspor,” ujar Kepala BPS Sumsel, Endang Tri Wahyuni, Senin (15/6) siang.
baca juga : https://www.gatra.com/detail/news/477065/ekonomi/tiga-buah-segar-asal-bali-jadi-primadona-pasar-ekspor
Berdasarkan datanya, eskpor bubur kayu (pulp) mencapai US$ 95,19 pada Mei ini atau mengalami peningkatan sebesar US$ 5,62 dibandingkan bulan April yang USS 89,57. Ekspor pulp mampu berperan hingga 27,98% dari total ekspor non migas Sumsel dari bulan Januari-Maret. Untuk karet pada bulan Mei ini, nilai ekspornya sebesar US$ 58,60 atau mengalami penurunan US$ 27,07 dibandingkan April yang telah mencapai US$ 85,67. “Bubur kayu berkontribusi hampir 41,23% ekspor pada bulan Mei ini, sedangkan karet berkontribusi 25,38%,” ujarnya.
Head Public Affair PT. OKI Pulp H Gadang Harto Hartawan menilai peningkatan ekspor pulp dan kertas tisu lebih disebabkan karena pola hidup masyarakat yang makin higienis saat ini. Dengan semakin beralih ke pola hidup yang sehat, maka pasar bagi produk-produk higienis akan semakin besar.
“Karena itu, produk yang kami (PT. OKI Pulp) hasilkan akan semakin ke arah ke sana,” ujarnya seraya menyatakan lokasi industri pulp yang beroperasi jauh dari lokasi pandemi sekaligus komponen bahan baku yang dominan berasal dari domestik dan sedikit menggunakan bahan baku dari luar negeri (impor) juga mempengaruhi produksi selama pandemi saat ini.