Solo, Gatra.com – Dalam masa pandemi Covid-19 ini, perekonomian di Kota Solo mengalami deflasi selama beberapa waktu. Pola ini terjadi karena tingkat konsumsi masyarakat kota Solo yang menurun drastis usai Kota Solo berstatus kejadian luar biasa (KLB) Covid-19 tiga bulan lalu.
Kepala Tim Advisory dan Pengembangan Ekonomi Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan (KPw) Surakarta, Bimala mengatakan angka deflasi di kota Solo pada bulan Mei tergolong tinggi, yakni mencapai 0,20 persen. Angka ini bahkan tertinggi di Kota Solo.
”Jika dibandingkan Kota Tegal yang sebelumnya ditetapkan berstatus PSBB (pembatasan sosial berskala besar), Solo lebih tinggi,”ucapnya saat ditemui Senin (15/6).
Tingginya deflasi ini dipicu karena selama masa pandemi Covid-19, tingkat konsumsi masyarakat sangat rendah. Selain itu beberapa komoditas barang kini jumlah pasokannya berlebih, di antaranya bawang putih yang impornya sempat tertahan selama beberapa waktu lalu.
”Selain itu, komoditas yang pasokannya berlebih yakni telur ayam ras, cabai dan minyak goreng,”ucapnya.
Ditambahkan oleh Kepala BI KPw Surakarta, Bambang Pramono mengatakan untuk Juni 2020, Kota Solo diprediksi akan kembali mengalami deflasi. Pasalnya, hingga saat ini kondisi masyarakat masih belum kembali seperti semula. Meski ada kebijakan dari pemerintah pusat untuk tatanan kenormalan baru, namun diperkirakan belum berpengaruh banyak secara ekonomi.
”Kemungkinannya masih deflasi karena dipengaruhi pasokan daging ayam ras dan tarif angkutan udara yang belum stabil,”ucapnya.
Daya beli masyarakat yang rendah tidak lepas dari lumpuhnya sektor usaha akibat pandemi Covid-19. Banyak pula masyarakat karyawan yang dirumahkan dan terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).
”Solo ini kota yang perekonomiannya tumbuh karena konsumsi. Jadi selama ini inflasinya bergantung pada tingkat permintaan di masyarakat. Selain itu Solo juga merupakan kota MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition),”ucapnya.
Dari data Badan Pusat Statistik, selama tiga bulan terakhir kota Solo mengalami kelesuan ekonomi secara berturut-turut. Pada bulan Maret, tercatat kota Solo mengalami inflasi 0,1 persen. Bulan berikutnya turun drastis menjadi deflasi 0,3 persen di bulan April. Dan pada bulan Mei tercatat deflasi 0,2 persen.