Home Kebencanaan Keluarga Berang, Hasil Tes Rapid Pria di Rote Positif Hamil

Keluarga Berang, Hasil Tes Rapid Pria di Rote Positif Hamil

Kupang, Gatra.com - Lokasi karantina di Rusun Ne’e Desa Sanggaoen, Kecamatan Lobalain Kabupaten Rote Ndao, mendadak heboh akibat keluarga salah satu Pasien Dalam Pengawasan (PDP) berdemo, Minggu (14/6).

Mereka melakukan protes terhadap hasil rapid test yang dikeluarkan Laboratorium dari RSUD Ba’a menyebutkan menyatakan anggota keluarga mereka bernama Ariyanto Boik (27) dengan hasil bukannya reaktif atau non reaktif tapi keadaan positif hamil.

Di ketahui jika Ariyanto Boik memiliki riwayat perjalanan dari area risiko (OAR ) yang masuk kategori PDP.

Seorang kerabat Ariyanto Boik, Naomi Toulasik, mengatakan terpaksa datang untuk memprotes Tim Gugus Covid -19 dilokasi karantina. Ini karena sesuai hasil saudaranya dinyatakan positif hamil.

“Kami datang memprotes, mengklarifikasi tim medis gugus tugas Covid -19. Bagaimana hasil rapid test yang dikeluarkan oleh Laboratorium RSUD Baa menyebutkan saudara saya yang pria hamil," katanya.

Naomi pantas bertambah geram dengan hasil itu, karena suadaranya adalah seorang berjenis kelamin laki-laki namun divonis hasil lab postif hamil.

"Apa mereka buta kalau saudara saya ini laki-laki. Atau mereka tidak bisa membedakan seorang pria dan wanita?,” tanya Naomi Toulasik.

Dia menilai jika petugas kesehatan gugus Covid -19 yang menangani ODP maupun pelaku perjalanan dari area risiko (AOR) di Rusun Ne’e jelas Naomi Toulasik tidak menjalankan tugas secara baik.

“Mereka petugas gugus Covid -19 di Rote ini tidak serius bekerja. Bagaimana tidak. Mereka memeriksa seorang pria dilokasi karantina untuk mengetahui apakah reaktif Covid -19 atau tidak. Malah hasil hasil yang tertulis saudara saya hamil. Aneh kan ,” jelas Naomi Toulasik.

Hal senada dikemukakan Ferdinan Boik, kakak kandung Ariyanto Boik. Dia sempat bersih tegang dengan petugas kesehatan dilokasi karantina Rusun Ne’e akibat hasil rapid test yang janggal itu.

“Tim gugus Covid -19 ini kerjanya konyol. Pengambilan sampel untuk test covid-19, kok hasil yang keluar justru positif hamil. Apalagi pasien yang diambil sampelnya adalah laki-laki. Mungkin tim medis gugus tugas Covid -19 buta warna sehingga tidak bisa membedakan seorang pria dan wanita,” kata Ferdinan Boik.

Sementara Bupati Rote Ndao Paulina Haning Bulu membenarkan ada puluhan keluarga dari salah pelaku perjalanan datang melakukan aksi protes dilokasi karantina Rusun Ne’e Kecamatan Lobalain.

“Ya benar, ada puluhan anggota keluarga datang memprotes tim gugus tugas Covid -19 dilokasi karantina. Kami memahami perasaan mereka memprotes saudara mereka yang seorang pria dinyatakan hamil sesuai hasil Lab,” kata Bupati Rote Ndao, Paulina Haning Bulu, kepada Gatra.com per telepon (14/6).

Namun setelah dijelaskan kata Paulina Haning Bulu bahwa soal hamil itu adalah kesalahan pengetikan.

Hingga akhirnya pihak keluarga Ariyanto Boik memahami dan menerima. Karena hasil yang dikeluarkan dalam bentuk surat adalah kesalahan pengetikan. Sementara hasil rapid sebenarnya adalah benar pasien atas nama Ariyanto Boik reaktif Covid-19.

“Dalam pengetikan itu seharusnya pasien atas nama Ariyanto Boik reaktif Covid-19. Namun yang terulis adalah positif hamil. Ini yang memicu protes, demo keluarganya. Untuk itu saya telah perintahkan tim medis gugus Covid -19 untuk melakukan meriksaan ulang kepada pasien PDP atas nama Ariyanto Boik, “ jelas Paulina Haning Bulu.

599

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR