Karanganyar, Gatra.com - Tingginya permintaan minuman herbal di masa pandemi Covid-19 ditangkap peluangnya oleh warga Karanganyar, Martha Prasetya Ningrum. Berkonsp milenial, ia menjual gula asem dan beras kencur dengan racikan tradisional warisan Keraton Kasunanan Surakarta.
Pustakawan di SMPN 1 Karanganyar dan Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) ini memproduksi sendiri, dinamai Jampi, terdiri dari bahan-bahan yang mudah didapat di pasar tradisional.
Seperti racikan gula asem dan beras kencur diakrabi masyarakat tradisional yang diyakini berkhasiat menjaga kebugaran tubuh. Di ramuan beras kencurnya, ia mencampur jahe dengan takaran pas. Masyarakat tradisional Jawa meyakini minuman jahe berkhasiat menangkal masuk angin dan menghangatkan badan.
Di masa pandemi Covid-19, masyarakat makin mengutamakan pencegahan terjangkit penyakit dengan mengonsumsi obat alami, utamanya jamu. Di rumah produksinya, dua jenis minuman herbal itu diracik sesuai takaran yang diajarkan ibu mertuanya.
"Ramuan tradisional dari lingkungan Keraton Kasunanan Surakarta. Saya yang meracik dan suami yang menakar biangnya ke botol-botol Jampi," katanya kepada Gatra.com, Minggu (14/6).
Minuman tradisional bermerek 'Jampi' itu dipasarkannya secara daring maupun langsung ke pembeli. Untuk dua varian rasa dikemas ke dalam botol plastik ukuran 250 ml. Ia sengaja mengemasnya siap saji agar langsung dapat diminum kapan saja dan dimana saja. Konsep itu mengikuti minuman kekinian kaum milenial yang digandrungi.
"Alhamdulillah setelah saya mulai mencoba berjualan dengan konsep seperti itu, masyarakat banyak yang suka, katanya.
Satu lagi varian akan dilemparnya ke pasar dengan segmentasi perempuan milenial, yakni kunir asem.
Dalam waktu dekat, produknya ini akan didaftarkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) untuk memperoleh Produk Industri Rumah Tangga (PIRT). Ia menginginkan konsumen lebih yakin dengan produknya itu berkat pengakuan dari pemerintah.