Jakarta, Gatra.com - Tiga WNI ABK Amerger Gabon yang diculik oleh sindikat perompak di perairan Santa Clara, Libreville, Republik Gabon akhirnya berhasil dibebaskan pada Senin, 8 Juni 2020 lalu. Ketiga ABK itu diculik bersama seorang WN Korea Selatan dan dua orang WN Senegal. Keenamnya diculik selama 40 hari, sejak 3 Mei 2020 lalu.

Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari Kedutaan Besar RI di Abuja, Nigeria, pembebasan itu dilakukan melalui operasi senyap yang dipimpin oleh Dubes RI di Abuja, HE. Marsda TNI (Purn) Usra Hendra Harahap atas hasil kerja sama dengan KBRI di Paris, Konsulat Kehormatan RI di Gabon, serta Kedubes Korsel di Abuja dan Libreville.

Kronologisnya, sebanyak 13 perompak bersenjata melakukan aksi penculikan tersebut saat kapal Amerger Gabon tengah mencari ikan di perairan Santa Clara. Perompak itu pun membawa enam ABK itu ke daratan Nigeria dan dijadikan sandera untuk dimintai tebusan.

"Sejak diterimanya kabar penculikan dan penyanderaan tersebut, KBRI Abuja melalui Konsulat Kehormatan RI di Gabon langsung melakukan silent operation (operasi senyap), yakni berkoordinasi intensif dengan pemerintah Gabon, melalui Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Pertahanan. KBRI Abuja juga melakukan koordinasi dengan pemerintah dan pihak militer Nigeria," demikian bunyi keterangan pers KBRI Abuja yang diterima Gatra.com, Jumat (13/6).

Setelah melalui proses negosiasi yang cukup alot, akhirnya pada Senin, 8 Juni 2020 lalu, seluruh sandera, termasuk ketiga WNI berhasil dibebaskan di Cross River yang terletak di Nigeria Selatan. Selanjutnya mereka dibawa menuju ke Port Harcourt, Ibu Kota River State, salah satu negara bagian Nigeria.

Pada Rabu, 10 Juni 2020 ketiga WNI yang telah dibebaskan itu dijemput langsung oleh Dubes RI Abuja, Usra Hendra Harahap yang didampingi Atase Pertahanan RI Abuja, Kolonel Arh Bangun Manahan Tanjung, dan Staf KBRI Abuja Pelaksana Fungsi Perlindungan WNI/BHI, Yohanis Kambuaya dengan menggunakan pesawat khusus.

Kini, ketiga WNI itu sudah berada di Wisma Duta KBRI di Abuja, Republik Federal Nigeria sejak Jumat (12/6). Mereka masih menunggu untuk dipulangkan ke Tanah Air, namun terkendala oleh penerbangan yang masih terhenti akibat Covid-19.