Slawi, Gatra.com - Di tengah pandemi Covid-19, kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah terus meningkat. Dalam lima bulan terakhir, tercatat ada 219 kasus dengan empat penderita meninggal.
Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tegal, Ari Dwi Cahyani mengatakan, kasus DBD sampai dengan pertengahan Mei 2020 menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun lalu.
"Sampai pertengah Mei ada 219 kasus dengan jumlah kematian empat kasus. Mereka yang meninggal semuanya usia anak-anak atau kurang dari 15 tahun," kata Ari, Jumat (12/6).
Menurut Ari, selama kurun waktu yang sama pada tahun lalu, terdapat 79 kasus dengan jumlah penderita yang meninggal dua orang. "Artinya ada kenaikan luar biasa. Hampir tiga kali lipat kenaikannya," ujar dia.
Ari mengungkapkan, 219 kasus DBD pada tahun ini tersebar di 18 kecamatan. Dari jumlah itu, ada empat kecamatan dengan jumlah kasus DBD yang menonjol yakni Kecamatan Lebaksiu sebanyak 29 kasus, Kecamatan Kramat (23 kasus), dan Kecamatan Suradadi (18 kasus) dan Kecamatan Slawi (15 kasus).
"Dengan adanya peningkatan kasus ini, kita jangan sampai lengah karena Covid-19. Memang saat ini sedang pandemi Covid-19, tapi tetap memperhatikan kasus DBD yang juga meningkat," ujar Ari.
Menurut dia, Dinkes terus menggalakan dan mensosialisasikan program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) ke masyarakat untuk mencegah munculnya kasus DBD di tengah kesulitan dan keterbatasan karena dampak pandemi Covid-19. Selain itu, langkah fogging juga dilakukan di lingkungan yang sudah muncul kasus DBD.
"Sampai dengan sekarang kita sudah melakukan fogging di 70 titik. Pelaksanaan fogging ini juga kita menyesuaikan dengan surat edaran dari Kemenkes, bahwa fogging di masa pandemi dilakukan di luar rumah, tidak sampai masuk ke dalam rumah untuk mencegah warga berkerumun. Jadi warga tetap di dalam rumah, pintu dan jendela ditutup," ucapnya.