Jakarta, Gatra.com - Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal (Wamendes) PDTT, Budi Arie Setiadi, mengatakan, desa harus menjadi kekuatan utama dalam pemulihan ketahanan ekonomi nasional pascapandemi coronavirus disease 2019 (Covid)-19 di tengah ancaman kontraksi ekonomi dunia hingga minus 7,2% akibat pandemi virus mematikan tersebut.
"Desa harus menjadi kekuatan utama bagi ketahanan ekonomi nasional," kata Budi Arie dalam webminar bertajuk "Desa Sebagai Pilar Ekonomi Nasional Pasca-Covid-19" gelaran Lembaga Penyelidikan Ekonomi Masyarakat (LPEM) FEB UI, Jumat (12/6).
Namun demikian, lanjut Budi Arie, untuk mewujudkannya terdapat berbagai tandangan yang dihadapi desa, di antaranya sejumlah 13.577 desa belum memiliki akses internet. Selain itu, 433 desa belum teraliri atau tanpa listrik.
Untuk mewujudkan desa sebagai kekuatan utama perekonomian nasional pasca-Covid-19 tersebut, gotong royong seluruh elemen bangsa dan menciptakan dan menerapkan inovasi menjadi kunci utamanya.
"Kesenjangan ini harus kita atasi bersama. Kita harus memajukan desa. Sebab, memajukan desa berarti memajukan Indonesia," ujarnya.
Budi Arie melanjutkan, dari 74.953 desa di Tanah Air, sebanyak 3.540 desa statusnya sangat tertinggal dan 17.633 desa yang tertinggal. "Pekerjaan rumah kita masih sangat berat untuk beberapa tahun ke depan," katanya.
Sedangkan untuk memajukan desa, salah satunya yakni melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Ini merupakan instrumen sosial ekonomi bagi warga desa untuk maju. Saat ini, baru 18.195 BUMDes yang sudah di profiling. Sebanyak 4.651 BUMDes sudah masuk klasifikasi maju.
"Kami berharap dengan kerja sama semua pihak baik swasta, BUMN maupun civitas akademika untuk saling berkolaborasi dalam memajukan potensi BUMDes di Indonesia," ungkapnya.