Jakarta, Gatra.com - BPH Migas bersama Universitas Indonesia (UI) menjalin kerja sama menyoal kegiatan riset terhadap sejumlah persoalan dan tantangan, utamanya dalam sektor hilir migas.

Kepala BPH Migas, Fanshurullah Asa mengatakan, kesepakatan yang dijalin pihaknya dengan UI akan berkutat pada pengkajian, sosialisasi dan pengabdian masyarakat pada sektor hilir minyak dan gas bumi. Hal itu sekaligus sebagai upaya menangani dampak wabah Covid-19 serta penyusunan rencana jangka panjang.

“Selama masa Covid-19, minyak dunia berada dibawah asumsi APBN bahkan sempat menuju minus. Nah semoga setelah new normal, ini kemudian bisa lebih stabil dan bisa kembali menguntungkan badan usaha,” kata Fanshrullah dalam webinar BPH Migas, Jumat (12/6)

Sementara itu, Fanshurullah juga mengatakan bahwa dana BPH Migas yang berasal dari iuran badan usaha terdaftar saat ini berada di angka Rp1,3 Triliun. Artinya, anggaran BPH migas sejumlah Rp1,3 T tersebut saat ini masuk ke APBN negara. Tercatat, BPH baru menggunakan dana tersebut sebesar Rp200 Miliar, sehingga ada kurang lebih Rp1 Triliun belum digunakan.

“Sisanya tersebut selama ini mungkin belum dipakai untuk kepentingan hilir Migas. Kepakannya mungkin bukan untuk bangun SPBU di lokasi BBM satu harga di lokasi terpencil, dan lokasi 3T,” tutur Fanshrullah.

Dengan dijalinnya kerja sama antara BPH Migas dengan UI, Fanshurullah mengharapkan dapat tercapainya sebuah kajian terkait peraturan atau regulasi yang bisa disampaikan ke Menteri keuangan, Sri Mulyani. Sehingga dana Rp1,3 T bisa diberikan kepada BPH Migas untuk kepentingan hilir Migas.

“Kita harapkan Kerjasama ini bisa mengkaji model peraturan yang bisa meyakinkan Menkeu. Kalau Rp1,3 T ini diberikan ke BPH Migas maka ada nilai tambah akan lebih besar lagi. Baik bentuk pajak, atau bentuk PNBP kepada pemerintah,” katanya.