Pekanbaru, Gatra.com - Sebagai upaya memberi ruang untuk melakukan sosialisasi, DPP Partai Golkar telah mengeluarkan dua jenis surat untuk bakal calon kepala daerah di Riau. Wakil Ketua Pemenangan Pemilu Partai Golkar DPD I Riau, Ihsan, menyebut kedua jenis surat tersebut terdiri atas surat tugas dan surat keputusan sementara. Dua surat tersebut secara umum bertujuan memberikan kesempatan kepada bakal calon kepala daerah untuk melakukan sosialisasi sebelum nantinya diberikan surat keputusan pencalonan.
"Surat tugas itu diberikan kepada calon bupati atau wakil bupati untuk mencari pasangan calon, dan partai koalisi karena belum cukup untuk berlayar. Jadi dengan surat tugas itu calon dapat melakukan konsolidasi mencari partai koalisi atau pasangan calonnya," sebutnya kepada Gatra.com di kantornya, Jum'at (12/6).
Berbeda dengan surat tugas yang diberikan kepada bakal calon kepala daerah lantaran belum memiliki pasangan untuk maju. Surat rekomendasi sementara diberikan kepada mereka yang sudah punya pasangan, namun belum memiliki dukungan parpol yang cukup untuk maju dalam pilkada.
"Sudah hampir final dia karena sudah ada pasangan calon. Tapi jumlah kursi parpolnya belum cukup. Misalkan di Kabupaten Bengkalis, Golkar punya 8 kursi, tapi syarat maju pilkada 9 kursi, maka kita beri surat keputusan sementara," jelasnya.
Sebagai informasi, syarat untuk maju dalam gelaran 9 pilkada di Riau ditentukan oleh jumlah dukungan kursi minimal di parlemen. Adapun jumlah kursi yang dibutuhkan adalah 9 kursi untuk DPRD dengan jumlah anggota 45 orang, dan 7 kursi untuk DPRD dengan jumlah anggota 35 orang.
Adapun surat tugas diberikan kepada bakal calon di pilkada Kabupaten Kepulauan Meranti, pilkada Kabupaten Pelalawan, dan pilkada Kabupaten Indragiri Hulu. Sedangkan surat keputusan sementara diberikan kepada peserta penjaringan untuk pilkada Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Kuansing dan Kabupaten Bengkalis.
Sebelumnya Ihsan berharap DPP Golkar dapat segera mengeluarkan surat keputusan pencalonan. Menurutnya jika surat yang dinanti itu keluar pada September, maka ruang untuk melakukan sosialisasi semakin terbatas. Hal itu bakal berdampak terhadap efektifitas kampanye melawan petahana.
Golkar sendiri merupakan partai dengan dukungan mengakar di Riau. Hanya saja dalam beberapa tahun belakangan, kehadiran partai baru, perlahan mulai menggerus suara mereka. Untuk tahun ini Golkar Riau ditargetkan dapat memenangi 60 persen pilkada di Riau.