Kupang, Gatra.com - Pasangan suami istri (Pasutri) positif Covid-19, warga RT 03, RW 01, Kelurahan Oepura, Kota Kupang, akhirnya dievakuasi oleh Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Kupang Kamis (11/6) malam. Mereka dievakuasi bersama dengan ketiga anaknya, yang berumur 10 tahun, 7 tahun dan, 1 tahun 4 bulan.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Kupang, Ernest S. Ludji mengatakan, evakuasi dilakukan untuk meredam keresahan warga.
“Karena desakan warga disekitar lingkungan mereka akhirnya kami evakuasi ke rumah sakit malam ini. Warga sekitar merasa khawatir ikut tertular virus ,” kata Ernest S. Ludji, Kamis (11/6) malam.
Pasutri ini sebelumnya melakukan isolasi mandiri di rumahnya dengan pengawasan ketat dari petugas. Isolasi mandiri dilakukan karena pasutri tersebut memiliki tiga orang anak, yang membutuhkan perawatan.
Baca juga : Isolasi Mandiri, Pasutri Positif Covid-19 Diawasi Ketat
Ernest S. Ludji melanjutkan, sesuai protokol penanganan Covid-19 yang tertuang dalam Pedoman Pencegahan Pengendalian Corona Virus Disease (Covid-19) Revisi ke 4 Tahun 2020, pasien yang terkonfirmasi positif dapat diisolasi dirumah jika kondisi kesehatannya tidak menunjukkan gejala dengan status orang tanpa gejala (OTG)
“Jadi mereka kami beri kesempatan karantina mandiri dirumah ini karena ada dasar hukumnya. Ini juga sambil menunggu hasil tes sab ketiga anaknya. Tetapi karena terus disesak kami putuskan evakuasi sekeluarga ini ke rumah sakit ,” jelas Ernest S. Ludji.
Selama menjalani karantina mandiri sejak 6 Juni 2020 lalu, pasutri ini dan tiga anaknya tidak pernah kontak dengan pihak lain kecuali tim medis Covid yang setiap hari tangani mereka.
“Walau dilakukan karantina mandiri namun mereka diisolasi secara ketat. Bahkan keluarga tersebut dalam keseharian selama isolasi sama sekali tidak melakukan kontak fisik dengan keluarga maupun tetangga. Hanya dengan tim medis gugus Covid saja ,” kata Ernest S. Ludji.
Lebih lanjut, Ernest mengajak semua pihak untuk memahami secara baik pedoman penanganan pengendalian Covid-19 agar tidak salah kaprah.
"Kami sangat mengharapkan masyarakat untuk tidak melakukan stigmatisasi kepada pasien Covid-19 dan keluarga, karena penyakit ini bukan aib. Justru kita harus menunjukkan rasa solidaritas kita dalam menghadapi pandemi ini," tandasnya.