Tegal, Gatra.com - Harga daging ayam di pasar tradisional di Kota Tegal, Jawa Tengah masih tinggi meski lebaran sudah berlalu lebih dari dua pekan. Kenaikan harga dipicu berkurangnya pasokan.
Salah satu penjual daging ayam di Pasar Pagi, Ilah (47) mengatakan, harga daging ayam terus mengalami kenaikan setelah lebaran. Padahal biasanya setelah lebaran harga sudah kembali normal.
"Sekarang harganya Rp43 ribu per kilogram. Hari kedua Lebaran malah sempat Rp45 ribu per kilogram," katanya, Rabu (10/9).
Menurut Ilah, kenaikan tersebut terjadi secara bertahap mulai dari Rp38 ribu, Rp40 ribu hingga mencapai Rp43 ribu per kilogram. Sedangkan normalnya, harga berkisar Rp33 ribu hingga Rp35 ribu per kilogram.
"Harganya naik karena barangnya sedang tidak ada," ujarnya.
Hal senada diungkapkan penjual daging ayam lainnya, Budi (40). Menurut dia, setelah Lebaran, harga daging ayam paling rendah Rp42 ribu per kilogram.
"Kalau harga normal Rp35 ribu. Sekarang harga Rp45 ribu itu sudah kayak lebaran saja. Ini harga paling mahal tahun ini," ujarnya.
Menurut Budi, kenaikan tersebut disebabkan harga ayam di tingkat peternak juga sudah naik. Jika harga tak ikut dinaikkan, penjual akan rugi.
"Harga DOC (bibit ayam) Rp24 ribu sekarang. Jadi dari pemasoknya sudah mahal dan barangnya tidak ada. Kalau jual Rp42 ribu, pedagang tidak dapat (untung)," ujar dia.
Budi menyebut, selain harganya mahal, penjual juga kesulitan menjual karena masyarakat banyak yang menunda acara pernikahan imbas pandemi Covid-19.
"Biasanya kalau setelah Lebaran banyak yang nyari untuk acara hajatan. Sekarang tidak ada yang hajatan karena corona," tuturnya.