Cilacap, Gatra.com – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Cilacap mendorong petani membudidayakan komoditas bernilai jual tinggi di kawasan pertanian tak produktif. Salah satunya yakni di Kecamatan Patimuan, yang merupakan lahan timbul Laguna Segara Anakan.

Wakil Ketua DPRD Cilacap, Syaiful Mustain mengatakan ribuan petani memanfaatkan lahan sedimentasi Laguna Segara Anakan untuk bertanam padi. Akan tetapi, nyaris tiap tahun petani selalu berhadapan dengan banjir air tawar dan banjir rob.

Karenanya, kata dia, perlu perubahan komoditas tanaman yang memungkinkan tumbuh tanpa tergangggu banjir rob di kawasan ini. Salah satu yang dianggap bernilai tinggi adalah kelapa. Kelapa bisa ditanam di tanggul-tanggul rawa. Adapun lubang bekas tanggul tersebut dimanfaatkan untuk tambak. “Gula sekarang banyak yang mencari. Pohon kelapa juga lebih resisten terhadap banjir rob,” katanya.

Dia menjelaskan, petani juga dituntut untuk terus belajar untuk memanfaatkan lahan di kawasan spesifik, seperti lahan yang tersedia di Patimuan. Misalnya, dengan mencari varietas padi yang tahan air asin. Selain itu, petani juga diajak untuk bertani organik. “Kalau pasar beras organik sangat terbuka lebar. Cuma, masalahnya beras yang dihasilkan tidak seputih di daerah daratan. Itu PR-nya,” ujarnya.

Dia juga berjanji akan memfasilitasi petani untuk meningkatkan kemampuan dengan pelatihan pertanian yang cocok untuk wilayah tersebut. Pelatihan meliputi budidaya pertanian hingga pascapanen.