Brussel, Gatra.com - Para pemimpin dari Perancis, Jerman dan empat negara anggota lainnya pada hari Selasa mengatakan bahwa Eropa telah gagal menghadapi wabah virus korona dan mendesak Brussels untuk mempertimbangkan kembali cara-cara yang lebih baik guna mempersiapkan diri menghadapi pandemi berikutnya.
Dikutip AFP, Rabu (10/6), Dalam sebuah surat dan makalah kebijakan yang ditujukan kepada Ketua Komisi Eropa Ursula von der Leyen, para pemimpin Eropa mengatakan, "Kami berharap makalah ini dapat berfungsi sebagai inspirasi untuk berbuah, diskusi lebih lanjut di tingkat Eropa tentang bagaimana memastikan kesiapan Uni Eropa untuk pandemi masa depan.”
Surat itu ditandatangani oleh Emmanuel Macron dari Perancis, Angela Merkel dari Jerman, Mateusz Morawiecki dari Polandia, Pedro Sanchez dari Spanyol, Sophie Wilmes dari Belgia dan Mette Frederiksen dari Denmark.
Mereka menambahkan Eropa gagal menghadapi wabah koronavirus, di mana 184.256 orang telah meninggal dunia. sehingga menyiapkan strategi kesiapan Uni Eropa untuk pandemi berikutnya dan menggarisbawahi perlunya pendekatan Eropa secara lebih luas, terutama menghadapi potensi gelombang virus kedua.
Ketika wabah global pertama kali terjadi, negara-negara anggota tersebut mengistimewakan respons nasional dengan menutup perbatasan, menimbun pasokan medis dan menyiapkan rencana pengeluaran besar terlepas dari aturan UE.
Dalam surat itu juga memberikan penekanan khusus mengenai kurangnya pasokan medis yang sangat dibutuhkan di seluruh UE, saat virus menyebar ke seluruh benua.
"Memahami kekurangan itu penting," ungkap makalah kebijakan tersebut.
"Termasuk pasokan yang cukup untuk alat pelindung diri (APD), peralatan medis, obat-obatan penting, dan vaksin," kata surat tersebut.
Para pemimpin juga mendesak Brussels untuk merampingkan data di seluruh blok untuk mengetahui secara pasti tingkat infeksi dan angka-angka penting lainnya untuk dicocokkan dari satu negara ke negara lain.
Ke 27 pemimpin Eropa akan mengadakan pembicaraan virtual lagi pada 19 Juni untuk membahas dampak krisis tersebut.