Jakarta, Gatra.com – Pandemi Covid-19 turut menggeser perilaku bisnis perhotelan. Peran teknologi membuat sejumlah operator perhotelan untuk beradaptasi terhadap situasi terutama saat menuju era kenormalan baru.
Sebagai pelaku industri perhotelan, OYO melihat terdapat beberapa perubahan mendasar pola pelayanan industri hospitality seiring perubahan preferensi konsumen dalam melakukan perjalanan wisata pasca pandemi.
“Sebagai jaringan akomodasi, teknologi adalah DNA perusahaan bagi OYO,” kata, Eko Bramantyo, Country Head Emerging Business OYO Indonesia, dalam rilis yang diterima Gatra.com, Selasa (9/6).
Eko menjelaskan, salah satu poin penting peranan teknologi di industri hospitality adalah mempersiapkan industri untuk memberi rasa aman bagi para pelanggan ketika mereka harus bepergian.
Dengan menciptakan standar operasi higienis salah satunya melalui mekanisme pemesanan tanpa kontak fisik demi keselamatan dan keamanan pelanggan. Kekuatan teknologi cloud dan manajemen data dibutuhkan untuk meningkatkan efisiensi kerja jarak jauh, demi memenuhi kebutuhan jaga jarak sosial, paparnya.
Untuk meminimalisir kontak fisik pada proses check-in dan check-out juga lebih mudah, maka dilakukan melalui proses pemesanan mandiri yang sepenuhnya dapat dilakukan melewati aplikasi OYO di perangkat para pelanggan.
Pihaknya juga menilai jika perjalanan domestik diprediksi akan tumbuh. Di mana guna meminimalisir risiko penularan, masyarakat akan cenderung menunda perjalanan yang tidak penting atau untuk menghemat pengeluaran.
Selain itu, katanya, masyarakat akan cenderung memilih perjalanan domestik, yang akan mendorong pertumbuhan di sektor pariwisata lokal, melakukan perjalanan ke tujuan yang lebih terpencil dan tidak banyak kerumunan orang.
Karena itu, menjadi sinyal baik bagi sektor hotel budget dan independen. Perilaku penghematan serta penerapan kebiasaan baru di fase The New Normal, membuat wisatawan cenderung memilih melakukan staycation di hotel--hotel budget dengan skala kecil yang memberikan pengalaman menginap unik.
Hotel-hotel boutique dengan kapasitas yang lebih kecil ini akan lebih diminati karena dapat memberikan rasa aman dan nyaman ketika berlibur pasca Covid-19, dikarenakan pelanggan dapat menghindari kerumunan orang demi menjaga jarak sosial dan higienitas saat menginap.
Data internal OYO mencatat performa hotel OYO di Indonesia perlahan mulai membaik seiring dengan berbagai inisiatif yang dilakukan baik dari sisi operasional maupun bisnis.
Tingkat okupansi yang berada di bawah 20 persen pada April 2020, kini mulai menunjukkan grafik peningkatan sejak Mei 2020, dengan 92 persen pemesanan selama pandemic. Di lakukan melalui kanal penjualan yang dikelola OYO seperti aplikasi, web, dan micro market selling OYO.
“Sebagai perusahaan akomodasi berbasis teknologi, DNA OYO adalah fokus melakukan inovasi baik secara operasional maupun bisnis, guna memberikan solusi bagi para mitra dan pelanggan. Pandemi memang memberikan tantangan berat bagi kami, namun komitmen kami adalah tetap untuk memberikan pelayanan terbaik dengan beradaptasi pada kondisi pasar,” pungkas Eko.