Siak, Gatra.com-Sejumlah petani cabai di Kecamatan Bungaraya, Kabupaten Siak, Riau, merasa kecewa dan kesal lantaran harga cabai merosot. Hal ini diduga akibat pandemi COVID-19 yang mewabah sejak empat bulan terakhir. "Saat ini harga per kilogram hanya Rp9-10 ribu. Padahal sebelum adanya wabah Corona, kisaran Rp25-30 ribu per kilogramnya," kata Istani (39) warga Kampung Temusai, Kecamatan Bungaraya, menjawab Gatra.com, Senin (8/6).
Dengan harga seperti tadi, Istani dapat memastikan petani cabai tidak akan memperoleh keuntungan. Maka itu, dia enggan kembali menanam cabai merah sebelum kondisi benar-benar seperti semula. "Kalau harga segitu, untung capek saja. Sebab, tentu kita tak kan dapat apa-apa. Balik modal saja sudah Alhamdulillah," kata dia.
Hal senada juga diungkapkan Hasan (44), tengkulak cabai merah asal Kampung Langsat Permai, Kecamatan Bungaraya, bahwa keuntungan membawa hasil petani ke pasar tidak sebanding dengan biaya operasional yang dikeluarkannya setiap harinya. "Untungnya habis-habis untuk biaya operasional saja. Sebab, harga jual ke pedagang di pasar juga hanya Rp11-12 ribu per kilogramnya. Mana lagi untungnya," kata dia.
Karena harga begitu anjlok, ia berharap ada solusi yang kongkrit dari pemerintah daerah maupun provinsi. "Harapan saya agar pemerintah bisa menormalkan kembali harga jual beli cabai ini. Paling tidak kita jual diangka Rp20 ribu per kilogramnya. Sebab, jika seperti ini terus, lama-lama petani cabai kita tak mau lagi menanam cabai. Tentu, ini sangat berdampak pada kebutuhan pangan di Siak sendiri," kata dia.