Karanganyar, Gatra.com - Latihan gladi pos koordinasi penanggulangan bencana alam di Kodim 0727/Karanganyar menekankan kesehatan antarpersonel. Mereka mengenakan masker, mencuci tangan pakai sabun dan menjaga jarak antarpersonel di barak.
Penerapan protokol kesehatan para peserta gladi diapresiasi Danrem 074/ Warastrama Brigjen TNI Rafael Granada Baay. Jenderal bintang satu ini melihat lebih dekat pelaksanaan koordinasi staf hingga pimpinan TNI dalam melaporkan kejadian bencana alam, penjabaran instruksi sampai ke koordinasi ke instansi samping.
"Selama tiga hari berlatih gladi posko, diharapkan memudahkan koordinasi dan pengendalian tugas jika nantinya terjadi bencana alam," kata Danrem kepada wartawan di Makodim Karanganyar, Senin (8/6).
Terdapat tiga barak utama untuk olah data, penyampaian resmi dan rapat anggota. Tiap meja tersedia hand sanitizer dan hand gloves. Di sudut-sudut kompleks Makodim juga disiapkan sarana cuci tangan pakai sabun.
Lebih lanjut dikatakannya, gladi posko merupakan metode latihan taktis tanpa pasukan yang bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan prosedur hubungan komandan dan staf dalam merencanakan, mempersiapkan dan melaksanakan operasi bantuan menanggulangi akibat bencana alam, pengungsian dan pemberian bantuan kemanusiaan.
Gladi posko yang digelar selama 3 hari, dimulai Senin (8/6) itu sebagai upaya untuk menyiapkan kekuatan TNI dalam sebuah proses penanganan bencana alam.
Danrem menyebut Kabupaten Karanganyar rawan longsor. Gladi dilakukan di masa peralihan musim supaya personelnya siap menanggulangi longsor jika memasuki musim penghujan.
"Seluruh daerah melakukan gladi posko. Ada prioritas berlainan tiap daerah sesuai petunjuk Pangdam," katanya.
Terkait sarana dan prasarana penanganan kebencanaan dikerjasamakan dengan Pemda dan Polri.
Dandim 0727/Karanganyar Letkol Inf Andi Amin Latama mengatakan latihan gladi diikuti 120 anggotanya. Meski ia meyakini prosedur koordinasinya dipahami para anggotanya, namun latihan diperlukan supaya menajamkan kembali pengetahuan tersebut.