Bandung, Gatra.com - Elektabilitas Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil naik berdasarkan hasil survei Indikator Politik Indonesia terkait persepsi publik terhadap penanggulangan Covid-19 dan implikasi politiknya pada 16 hingga 18 Mei 2020 lalu. Hasil survei menunjukkan elektabilitas Ridwan Kamil naik cukup tajam 3,8 persen menjadi 7,7 persen.
Menanggapi hal itu, Ridwan Kamil mengatakan tidak bisa menghindari jika ada sejumlah pihak atau lembaga survei yang mengaitkan penanganan COVID-19 di Jabar dengan Pilpres 2024.
"Kalau ada apresiasi dihubungkan ke politik, seperti elektabilitas, saya juga tidak bisa menghindari, kecuali mungkin mudah-mudahan itu suatu yang faktual," katanya, Senin (8/6).
Meski begitu, Ia menjelaskan bahwa naik-turun elektabilitas bukanlah tujuan utama. Kesigapan mengambil keputusan saat Pandemik COVID-19, tak lain sebagai langkah menyelamatkan warga Jabar.
"Jadi bagi saya elektabilitas naik turun bukan tujuan, karena konsentrasi kita ini fokus menyelamatkan 50 juta warga Jawa Barat, yang lain itu sekunder," tambahnya.
Pria yang akrab disapa Emil itu mengklaim, setiap keputusan yang diambil Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jabar selalu berdasarkan ilmu dan pertimbangan para ahli.
"Bekerja itu jangan cari pujian atau berharap apresiasi yang penting kita bekerja sesuai kebutuhan, itu lah Gugus Tugas Jawa Barat, selalu pakai ilmu, selalu nanya dulu ke ilmuan ekonomi, ilmuan kesehatan, dalam menghitung zona kuning ke zona biru, itu sembilan alat ukur. Kalau hasilnya menggembirakan ya berarti hasil tidak membohongi proses," pungkasnya.
Diketahui, survei yang dilakukan Indikator Politik Indonesia menyodorkan 14 nama yang dianggap calon potensial di Pilpres 2024. Empat di antara 14 nama itu adalah kepala daerah.
Selain Ridwan Kamil, survei itu mencatat kenaikan elektabilitas oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Dari 9,1 persen pada Februari 2020. Nama Ganjar naik sekitar dua persen setelah pandemi Covid-19 menjadi 11,8 persen pada Mei 2020.