Sibolga, Gatra.com - Peristiwa keracunan makanan 15 warga Kota Sibolga, Sumatera Utara (Sumut), setelah mengkonsumsi mi tek-tek pada Sabtu (6/6) lalu, mengundang keprihatinan tersendiri bagi Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Sibolga, Firmansyah Hulu. Dia merasa sangat menyayangkan terjadinya kasus keracunan itu.
"Soalnya kita (Dinkes Sibolga) sudah maksimal melakukan penyuluhaan selama ini, bagaimana cara memproduksi makanan yang baik yang tentunya higenis dan memperhatikan sanitasi serta tidak boleh menggunakan bahan berbahaya pada tambahan olahan makanannya, seperti boraks," kata Firman kepada Gatra.com, Minggu (7/6), perihal warga Sibolga yang keracunan setelah mengkonsumsi mie tek-tek itu.
Dulu aku Firman, banyak pedagang makanan di Kota Sibolga masih menggunakan bahan berbahaya pada tambahan olahan makanan untuk dagagan mereka demi meraih kepentingan keuntungan (profit) dan mengabaikan aspek keselamatan manusia. Tapi kegiatan itu berubah seiring dengan intensitas penyuluhan pengolahan bahan makanan secara sehat dan higenis serta razia yang dilakukan oleh Dinkes Sibolga.
"Pemakaian bahan berbahaya pada tambahan olahan makanan para pedagang di Kota Sibolga ini pun pada akhirnya tidak ditemukan lagi atau aman sampai sekarang ini," ucapnya.
Sementara soal kasus 15 warga yang keracunan setelah mengkonsumsi mi tek milik salah seorang pedagang di Pasar Inpres Aek Habil itu sendiri, menurut Firman, murni karena mi tek-tek milik pedagang tersebut telah terkontaminasi dengan bakteri Staphylococcus aureus, dari lokasi pengolahan bahan makanan milik pedagang mi tek-tek tersebut.
Tempat pengolahannya memang terlihat kurang layak dari sisi higenitas dan sanitasi. Bahkan anak dari pedagang mie tek-tek itu juga ikut kena. Sekalipun informasinya kalau pengolahannya dilakukan satu hari sebelumnya dan kemudian disimpan di kulkas sebelum dipasarkan ke konsumen, tukas Firman.
Diketahui, 15 orang warga Kota Sibolga mengalami keracunan makanan setelah mengkonsumi mi tek-tek milik salah satu pedagang mi tek-tek di pasar Inpres Aek Habil Sibolga, pada Sabtu (6/6) lalu.
Ke 15 orang itu, lima diantaranya berusia 0-5 tahun (balita), tiga orang berusia 5-10 tahun, dua orang berusia 11-15 tahun dan lima orang dewasa diatas berusia 15 tahun. Mereka mengalani gejala keracunan dua jam selepas mengkonsumsi mie tek-tek milik salah seorang pedagang mie tek-tek di Pasar Inpres Sibolga tersebut.
Pihak Dinkes Sibolga saat itu juga langsung turun mengevakuasi para warga korban keracunan ke rumah sakit daerah setempat dan meninjau tempat/lokasi jualan pedagang mi tek-tek yang disebutkan dan juga rumah tempat pengolahannya di Pondok Batu, Kecamatan Sarudik, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) untuk mencari tahu kebenaran bahwa ke 15 warga itu benar keracunan dari mi tek-tek pedagang tersebut.
Kondisi kesehatan ke 15 warga korban keracunan itu pun telah berangsur membaik, begitu juga tidak ada data pertambahan korban hingga Minggu (7/6). Ke 15 orang korban itu sendiri ditangani dan dirawat di dua rumah sakit (RS) di Kota Sibolga, yakni RS Ferdinan Lumban Tobing (FL Tobing) dan RS Metta Medika Sibolga. Namun dua orang diantarnya yang sempat mendapatkan perawatan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) di salah satu rumah sakit itu kemudian diperbolehkan pulang pada sore hari itu juga, tapi tetap melakukan rawat jalan.