Sragen,Gatra.com - Refocusing anggaran untuk penanggulangan Covid-19 berdampak pada mundurnya operasional Bus Trans Jateng. Padahal konsorsium perusahaan angkutan umum ini digadang-gadang memberi pelayanan lebih baik bagi penumpang.
Kepala Seksi (Kasi) Angkutan, Dinas Perhubungan (Dishub) Sragen, Bayu Kurniawan mengatakan operasional bus Trans Jateng sedianya beroperasi Juli. Anggaran pengadaan 14 bus berukuran medium telah dipasang di APBD Pemprov Jateng tahun 2020. Ini merupakan program aglomerasi angkutan umum Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang akan dioperasikan Juli 2020. Namun karena refocusing anggaran Covid-19, program itu ditunda. Kemungkinan dipasang kembali di APBD perubahan.
"Semua dinas ada rasionalisasi anggaran akibat Covid-19, termasuk Dishub Jateng. Hal itu membuat jadwal operasional bus Trans Jateng mundur menjadi September," papar Bayu Kurniawan kepada wartawan di Sragen, Minggu (7/6).
Sejauh ini infrastruktur bus trans Jateng belum dipasang di Sragen. Pihaknya sebatas menyosialisasi program aglomerasi angkutan itu kepada masyarakat dan pengusaha angkutan umum. Program ini tidak mematikan trayek angkutan umum namun hanya mengurangi trayek lama yang sudah tidak lagi efektif.
Sementara itu, menurut rencana bakal disediakan shelter portabel atau halte di 40 titik jalur Terminal Tirtonadi-Sangiran-Sumberlawang sebagai lokasi pemberhentian bus. Segala rencana tersebut belum pasti apakah tetap berjalan, ditunda ataukah dikurangi.
"Saya tidak tahu apakah ada pengurangan jumlah shelter karena rasionalisasi anggaran. Bisa jadi hanya dipilih lokasi pemberhentian yang terbilang ramai," katanya.
Sementara itu Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Sragen mengusulkan trayek bus Trans Jateng bisa menjangkau Objek Wisata Gunung Kemukus demi mendongkrak kunjungan wisatawan. Namun, hal itu dinilai kurang bijak.
"Kalau bus bisa menjangkau objek wisata, para tukang ojek pangkalan akan kehilangan mata pencaharian. Kasihan kalau usaha mereka akhirnya mati karena adanya bus Trans Jateng," jelas Bayu.