Home Kesehatan Hasbi Anshory: COVID-19 Bukan Penyakit Kutukan

Hasbi Anshory: COVID-19 Bukan Penyakit Kutukan

Batanghari, Gatra.com - Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi Partai NasDem, Hasbi Anshory dalam sambutannya di aula RSUD HAMBA Muara Bulian, Jambi mengatakan corona virus disease (COVID-19) bukan penyakit kutukan. 
 
"COVID-19 bukan penyakit kutukan," kata Hasbi di hadapan Direktur RSUD HAMBA Muara Bulian, Hermina Basri sebelum penyerahan 50 unit Alat Pelindung Diri (APD).
 
Legislator NasDem daerah pemilihan Provinsi Jambi ini merasa sedih masih ada masyarakat terpapar COVID-19 yang tak mau menjalani isolasi mandiri. Bahkan ada masyarakat yang kabur saat petugas menjemput menggunakan APD lengkap.
 
"Kita harus menyampaikan kepada masyarakat bahwa penyakit COVID-19 bisa sembuh, asalkan mengikuti protokol kesehatan dan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa," ujarnya.
 
RSUD HAMBA Muara Bulian merupakan rumah sakit kelima penyaluran APD Hasbi Anshory bersama Partai NasDem peduli COVID-19. Tak hanya RSUD HAMBA Muara Bulian, kata Hasbi, tim dia akan memberikan bantuan APD ke semua puskesmas yang ada di Kabupaten Batanghari.
 
"Satu puskemas ada yang 5 ada yang 10 APD, tergantung kebutuhan. Tujuan pemberian APD ke puskesmas karena puskesmas adalah garda terdepan. Sebab kalau ditemukan ada masyarakat yang terpapar COVID-19, maka petugas puskesmas yang paling duluan menjemput," katanya.
 
Hasbi berujar anggaran penanganan COVID-19 sekitar Rp75 triliun se-Indonesia. Sewaktu rapat dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, ia minta agar Kementerian Keuangan menganggarkan insentif untuk petugas medis. 
 
"Saya ingin bertanya apakah anggaran itu telah diterima atau telah dikutip dari anggaran APBD. Kalau memang dikutip dari APBD, setelah masa reses, saya akan menyampaikan dengan Menteri Keuangan bahwa metodenya seperti apa," ucapnya.
 
Kalau dari APBD, kata Hasbi, berarti dari kantong kiri ke kantong kanan. Ia mengharapkan insentif petugas medis dari APBN murni. Petugas medis jangan melihat nominal uang insentif, tapi lihatlah wujud perhatian pemerintah.
 
"Untuk non medis Rp5 juta, para medis Rp7,5 juta, dokter Rp10 juta dan dokter spesialis Rp15 juta. Karena ini hak dari teman-teman para medis selaku garda terdepan. Resiko yang dihadapi adalah, mereka mempunyai keluarga, anak, istri dan suami," katanya.
 
Pria kelahiran Mersam 48 tahun silam ini berucap kejadian di pulau Jawa ada para medis wafat namun saat pemakaman mendapat penolakan. Meski demikian, ia tetap memberikan dukungan penuh bahwa tugas semua para medis adalah tugas mulia.
 
"APD yang saya serahkan hasil buah tangan UMKM Jambi dengan standar kesehatan nasional. Saya bisa saja datangkan APD dari Bandung dan Jakarta, tapi UMKM Jambi tidak jalan. Tujuan saya agar UMKM Jambi lebih bergairah selama masa pandemi COVID-19," ujarnya.
 
Direktur RSUD HAMBA Muara Bulian, dr Hermina Basri mengucapkan terima kasih atas sumbangsih Hasbi Anshory memberikan APD. Ia berpesan kepada Hasbi bahwa pasien COVID-19 bukan untuk dijauhi. 
 
"Tetapi menjadi pelajaran bagi kita bahwa mereka tidak membahayakan orang di sekitarnya, asal kita tetap mematuhi aturan dari pemerintah. Tetap pakai masker, jaga jarak dan selalu cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir," ucapnya.
 
Jika bertemu dengan orang lain, hal yang tidak boleh dilakukan adalah menyentuh area wajah. Jadi, kemana pun Hasbi Anshory pergi, ia berharap pesan ini disampaikan kepada seluruh masyarakat. Apalagi banyak tanggapan miring masyarakat tentang COVID-19.
 
"Mudah-mudahan dengan kunjungan ini, masyarakat semakin hari semakin bertambah mengerti tentang pencegahan corona virus. Besar harapan kami kegiatan bapak tidak berakhir di rumah sakit ini saja. Tetapi dapat mengunjungi tempat kesehatan lainnya," ujar Hermina.
292