Tegal, Gatra.com - Polres Tegal Kota, Jawa Tengah mencanangkan Kampung Siaga Covid-19 di Kelurahan Cabawan, Kecamatan Margadana, Kota Tegal, Jumat (5/6). Warga di kelurahan yang dikenal sebagai kampung warteg ini banyak yang merantau ke luar daerah sehingga memunculkan risiko penularan Covid-19.
Pencanangan dilakukan dengan sosialisasi pencegahan Covid-19 serta pemberian bantuan fasilitas cuci tangan menggunakan sabun untuk ditempatkan di lingkungan kelurhan dan masker untuk dibagikan ke warga.
Kapolres Tegal Kota AKBP Rita Wulandari Wibowo mengatakan, pencanangan Kampung Siaga Covid-19 untuk memberdayakan warga agar lebih peduli terhadap bahaya penyebaran Covid-19 dengan disiplin mematuhi protokol kesehatan.
"Ini upaya kami mendisiplinkan masyarakat dalam rangka menghadapi tatanan kehidupan baru atau new normal. ?Disiplin dalam mematuhi protokol kesehatan harus dilakukan dengan kesadaran," kata Rita di sela pencanangan di Kantor Kelurahan Cabawan, Jumat (5/4).
Menurut Rita, dengan pencanangan tersebut diharapkan warga juga mengetahui dan bisa segera melakukan langkah-langkah yang diperlukan ketika ada warga yang terpapar Covid-19 dengan bekerjasama dengan Gugus Tugas dan aparat di lingkungan. Apalagi mayoritas warga Kelurahan Cabawan merantau ke daerah zona merah seperti Jakarta, Surabaya dan Semarang dengan membuka warteg.
"Selain itu, pencanangan ini juga sebagai sarana edukasi. Jadi warga saling mengingatkan supaya taat dan patuh protokol kesehatan," ucapnya.
Selain di Kelurahan Cabawan, pencanangan Kampung Siaga Covid-19 juga dilakukan di Perumahan Citra Bahari, Kelurahan Debong Lor, Kecamatan Tegal Barat. Rencananya pencanangan juga akan dilakukan di kelurahan yang ada di Kecamatan Tegal Timur dan Kecamatan Tegal Selatan.
"Jadi empat kecamatan kami targetkan masing-masing punya satu Kampung Siaga Covid-19," ucap Rita.
Ketua RT 01 Kelurahan Cabawan Tri Hartati mengatakan, dengan pencanangan sebagai Kampung Siaga Covid-19, paling tidak warga akan lebih peduli terhadap pencegahan penyebaran Covid-19.
"Ketika ada warga baru pulang dari luar daerah kita datangi ke rumahnya dengan tetap jaga jarak dan pakai masker. Kemudian didata identitas dan meminta mereka karantina mandiri 14 hari, tidak boleh berinteraksi dulu. Ketika mereka butuh-butuh apa-apa, kita warga membantu," jelasnya.
Tri Hartati menyebut, dari sekitar 3.000 warga, 75 persen di antaranya merantau dan membuka warteg di Jakarta, Surabaya dan Semarang. Mereka biasanya rutin pulang setiap tiga bulan.
"Ada juga yang pulang setiap satu tahun sekali," ujarnya.