Home Kesehatan Pemerintah Bentuk Tim Percepatan Pengembangan Vaksin Corona

Pemerintah Bentuk Tim Percepatan Pengembangan Vaksin Corona

Jakarta, gatra.com - Sebagai langkah percepatan pengembangan vaksin dari Covid-19, Pemerintah melalui Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset Nasional (Kemenristek/BRIN) kembali membentuk Tim Nasional Percepatan Pengembangan Vaksin Covid-19.
 
Menristek/Kepala BRIN, Bambang PS Brodjonegoro, mengatakan, pihaknya kembali mengumpulkan dan para peneliti untuk bisa berkolaborasi dengan lembaga Kementerian/Lembaga terkait seperti Kementerian Kesehatan, Kementerian BUMN, Kementerian Luar Negeri, BPOM, dan Lembaga lainnya untuk menyelesaikan permasalahan Covid-19 lewat pengembangan Vaksin.
 
"kami melihat bahwa permasalahan Covid-19 dari sudut kesehatan dan ekonomi ini hanya bisa terselesaikan, jika vaksin ditemukan. Tim ini akan terdiri dari berbagai pihak. Yang pasti peneliti dari universitas dan lembaga penelitian, Litbangkes, BPOM, ditambah dengan BUMN biofarma dan swasta Kalbe Farma dan juga peneliti diaspora," ungkap Bambang Dalam Telekonferensi Daring, Jumat (5/6).
 
Dijelaskan Bambang, saat ini di dunia juga sedang berlomba-lomba dalam pencarian vaksin. Dalam catatan pihaknya, saat ini ada 157 pihak yang coba menemukan vaksin Covid-19. Bahkan, 10 pihak diantaranya menurut WHO sudah masuk dalam tahap uji klinis. 
 
"Tentunya Indonesia tidak boleh ketinggalan dan terlalu bergantung dengan vaksin yang dibuat oleh nagara lain. Mengingat Indonesia itu negara besar, dengan penduduk 250 juta, tentunya kebutuhan vaksin juga akan cukup besar," jelas Bambang.
 
Dirinya memprediksi, kebutuhan vaksin di dalam negeri nantinya bisa berada di atas 300 juta ampul. Oleh karenanya, untuk memenuhi kebutuhan tersebut, kolaborasi antar lini dilakukan melalui Tim Nasional Pengembangan Vaksin Covid-19 tersebut.
 
"Kami juga sudah mengajukan permohohan kepada pak Presiden, agar tim ini bisa ditetapkan melalui Keppres. Kenapa ini perlu diperkuat, Karena kita ingin masalah Covid-19 ini bisa tuntas baik dari sektor kesehatan hingga dampak ekonominya," pungkas Bambang.
317