Home Kebencanaan Penerima Bansos Corona yang Terlupakan di Dairi

Penerima Bansos Corona yang Terlupakan di Dairi

Dairi, Gatra.com - Dampak wabah Coronavirus Disaese 2019 (Covid-19) sangat luar biasa. Pemerintah pusat sampai ke pemerintahan tingkat Desa membagikan bantuan sosial bagi warga terdampak. Namun, tak sedikit data yang melenceng dan tidak tepat sasaran.

Contoh kasus baru baru ini adalah seorang Nenek bernama Lape bru Karo yang sudah berusia 90-an, warga Desa Lau Tawar, Kecamatan Tanah Pinem, Kabupaten Dairi, Provinsi Sumatera Utara (Sumut). Nenek Karo,  biasa ia dipanggil, tak kebagian bansos terdampak Covid-19 yang bersumber dari Dana Desa sebesar Rp.600 ribu.

Kisah Nenek Karo pertama sekali muncul dalam sebuah postingan di salah satu akun media sosial. Setelah postingan itu, tak sedikit warga berkomentar tentang banyaknya bantuan yang tidak tepat sasaran. Nenek Karo hanya salah satu dari sekian banyak kasus bansos Covid-19.

Salah satu warga Desa Bapak Amsal menceritakan, awal terungkapnya kasus Nenek Karo tak lepas dari upaya masyarakat yang meminta keterbukaan data penerima bansos di Desa Lau Tawar. Karena warga merasa janggal dengan data penerima bansos yang ada. Aparat desa pun dianggap pilih buluh dalam penetapan penerima bansos terdampak Covid-19.

"Awalnya terungkap ketika saya menanyakan kepada pendamping desa kenapa saya tak dapat bantuan. Karena sesuai data banyak yang lebih mampu dari saya secara ekonomi sebagai penerima," ungkap Amsal kepada Gatra, Kamis (14/6).

Amsal menceritakan setelah warga mempertanyakan data, penyaluran bansos yang seharusnya dibagi pada Sabtu (30/5) dirubah menjadi esoknya. "Nenek Karo sudah antri pukul 08.00 WIB di Kantor Desa. Sesuai pengumuman mestinya pukul.10.00 WIB," kata nya.

Selanjutnya, Nenek Karo tetap mengantri dan menunggu namanya dipanggil sebagai penerima. Namun, sampai pembagian bansos berakhir Nenek sebatang kara ini sama sekali tak menerima bansos yang bersumber dari Dana Desa tersebut.

Informasi yang dihimpun penerima bansos dana desa di Lau Tawar sebanyak 107 kepala keluarga (KK) dari 400 lebih jumlah penduduk. Sesuai dari daftar penerima di Desa Lau Tawar, Nenek karo tidak masuk ke daftar penerima dari jumlah kuota yg telah ditetapkan pemerintah desa.

Dari kasus Nenek Karo di Desa yang sama juga ditemukan warga yang terlupakan dari sentuhan pemerintah karena dampak Corona. "Sebenarnya bukan hanya Nenek Karo, ada lagi Tumin yang juga sudah lansia dan tidak bisa lagi beraktivitas," timpal Amsal.

Warga lainya yang juga ditemukan adalah Mama Rison bru Karo dan Nenek Tigan. Bahkan, Nenek Tigan ini adalah salah satu yang kondisinya memprihatinkan karena sudah tidak bisa lagi bergerak.

Kondisi ini, membuat gerakan spontan pada Bapak Amsal dan beberapa orang yang tergabung dalam Karang Taruna Desa Lau Tawar. Mereka menggalang dana untuk menjangkau masyarakat Desa yang terlupakan atau tak tersentuh bansos terdampak Covid-19.

"Gerakan ini lahir secara spontan. Karena melihat Nenek Karo terduduk dan menangis akibat tak menerima bantuan apapun. Semua yang bergerak karena merasa kasihan. Ini tak lepas dari tidak tepanya pendataan pemerintahan desa," aku Amsal.

Parahnya lagi, dalam daftar penerima ditengah banyaknya warga yang harusnya menerima tak masuk. Ada pula keluarga aparat desa yang masuk daftar padahal masih banyak warga yang lebih berhak. Bahkan, ada pula daftar penerima warga yang sudah meninggal.

Saat ini, gerakan menjangkau masyarakat yang terlupakan masih terus dilakukan oleh sekolompok warga yang peduli. Selanjutnya, para relawan akan mengharapkan dari masyarakat bantuan yang akan diberikan langsung kepada warga terdampak Covid-19.

943