Home Kebencanaan Ganjar: Sesuai Google, Warga Jateng Paling Bayak Berkeluyur

Ganjar: Sesuai Google, Warga Jateng Paling Bayak Berkeluyur

Jakarta, Garta.com - Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, mengatakan bahwa Jateng merupakan provinsi yang warganya paling bayak berkeluyuran atau dolan saat pandemi coronavirus disease 2019 (Covid)-19.

"Tingkat kengeyelannya itu masih tinggi. Jadi isi dari Google, ternyata provinsi yang masyarakatnya keluyurannya paling bayak, itu Jawa Tengah. Keluyur terus, dolan. Kira-kira begitu. Nah, ini kan berbahaya," kata Ganjar, Kamis (4/5).

Dalam webinar bertajuk "Era Normal: Indonesia Optimistis Versus Indonesia Terserah" gelaran Indonesian Public Institute (IPI) ini, Ganjar melanjutkan, kondisi tersebut harus menjadi pertimbangan dalam mengambil keputusan soal penerapan normal baru (new normal).

"Wartawan nanya kapan mulai normal barunya? Ya sekarang kita mulai, tapi latihan dulu. Karena mengapa, tingkat ke-ngeyelan-nya itu masih tinggi," ujar Ganjar.

Adapun soal data perkembangan pandemi Covid-19 di Jateng, khususnya tentang konfirmasi positif, sembuh, dan meninggal dunia, menurut Ganjar, masih fluktuatif atau naik turun. Sempat turun, kemudian terjadi kenaikan, dan turun lagi.

"Kemarin fluktuasinya memang begitu, naik turun, naik turun. Kemarin sudah sempat di bawah 1%, ini naik terus sampai 1,1, naik lagi sampai kemarin 1,4, ini turun lagi 1,2," ujarnya.

Karena itu, orang nomor satu di Jateng ini mengajak seluruh warganya untuk latihan dan tetap menaati protokol kesehatan demi mencegah dan memutus rantai virus corona jenis baru, SARS CoV-2.

"Yuk kita latihan, kita itu butuh pakai masker. Jadi ke mana-mana meski pakai masker. Tiap hari kalau pakai sepada keliling-keliling, keumudian saya masukkan ke medsos saya agar publik tahu suasana seperti apa," katanya.

Ganjar juga mendatangi berbagai rumah ibadah hingga pabrik dan pasar untuk mengecek kesiapan dalam meyongsong new normal atau normal baru yang disebutnya dengan istilah kebiasaan baru.

"Saya datengi rumah ibadah, gereja persiapannya seperti apa. Masjid gimana. Saya cek, pabrik mulai masuk sudah berbaris, tempat duduk dari berhadapan menjadi tidak, jadi 2-3 shift," katanya.

Ia mengaku tidak mau buru-buru menerapkan normal baru, meskipun di beberapa daerah kurvanya mulai stabil. Ini dilakukan karena harus berdasarkan data demi mencegah penyebaran Covid-19. "Bukan [mulai] Juni, Juli, Agustus. Kapannya itu kurva," ujarnya.

958