Mataram, Gatra.com - Kasus positif Covid-19 di Nusa Tenggara Barat (NTB) mengalami peningkatan cukup signifikan. Pada Rabu (3/6) terjadi penambahan kasus baru sebanyak 20 kasus.
Dari 20 kasus baru tersebut Kabupaten Lombok Timur (Lotim) menjadi kabupaten dengan penyumbang terbanyak yakni 16 orang. Sedangkan tambahan 4 kasus baru berasal dari Kota Mataram dan Lombok Barat (Lobar) masing-masing satu orang dan Lombok Tengah (Loteng) dua tambahan kasus baru Covid-19.
“Hasil pemeriksaan Rabu (3/6) ini pada Laboratorium PCR RSUD Provinsi NTB, Laboratorium TCM RSUD Kota Mataram dan Laboratroium PCR RS Unram, sebanyak 97 sampel. Degan hasil 69 sampel ini ada tambahan 20 kasus baru terkonfirmasi positif, dua tambahan sembuh baru, dan 4 kasus kematian baru. Sehingga jumlah pasien positif Covid-19 di Provinsi NTB hingga Rabu (3/6) sebanyak 705 orang. 299 orang sudah sembuh, 18 meninggal dunia dan 388 orang masih positif dan dalam keadaan baik,” kata Sekretaris Daerah Pemprov NTB HL Gita Ariadi, Rabu (3/6) malam.
Gita Aryadi yang juga Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi NTB mengungkapkan, hingga saat ini, jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) di NTB sebanyak 1.334 orang dengan perincian 598 orang (45%) PDP masih dalam pengawasan, 736 orang (55%) PDP selesai pengawasan/sembuh. Untuk Orang Dalam Pemantauan (ODP) jumlahnya 5.883 orang, terdiri dari 427 orang (7%) masih dalam pemantauan dan 5.456 orang (93%) selesai pemantauan.
Dikatakan, Jumlah Orang Tanpa Gejala (OTG) yaitu orang yang kontak dengan pasien positif Covid-19 namun tanpa gejala sebanyak 7.138 orang, terdiri dari 2.125 orang (30%) masih dalam pemantauan dan 5.013 orang (70%) selesai pemantauan.
"Bagi Pelaku Perjalanan Tanpa Gejala (PPTG) yaitu orang yang pernah melakukan perjalanan dari daerah terjangkit Covid-19 sebanyak 61.399 orang yang masih menjalani karantina sebanyak 2.303 orang (4%), dan yang selesai menjalani masa karantina 14 hari sebanyak 59.096 orang (96%).
Gita berharap dengan makin banyaknya kasus Covid-19 pada kelompok usia bayi dan balita, agar masyarakat lebih waspada terhadap penularan penyakit tersebut.
“Kelompok anak-anak juga begitu rentan terhadap penularan penyakit. Orang tua hendaknya punya perhatian lebih terhadap kesehatan bayi dan balitanya. Sebaiknya anak-anak tidak diikutkan keluar rumah tanpa pengawasan dan juga menghindari kerumunan masa," ucapnya.