Batam, Gatra.com - Sebanyak 207 orang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang pulang dari negri jiran Malaysia tidak bisa pulang ke kampung halamannya meski sudah selesai menjalani tes kesehatan karantina selama 14 hari di Batam. Masalah biaya menjadi kendala utama mereka.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam Didi Kusmardjadi mengatakan, mereka (TKI) seluruhnya sudah menjalani karantina dan dinyatakat sehat, namun mereka mengaku tak sanggup pulang dengan biaya sendiri lantaran tak punya uang.
"Saya berharap pemerintah pusat memfasilitasi mereka pulang secara gratis dengan menumpang Kapal Perang Republik Indonesia (KRI), supaya meminimalisir penyebaran (Covod-19)" ujarnya, Rabu (3/6).
Dia mengatakan, para pekerja migran itu terpaksa harus menggunakan dana pribadi untuk pemulangan karena tidak ada PJTKI yang mengurus.
"Untuk rapid tes dan swab dilaksanakan secara gratis dari tim Gugus, dan semuanya non reakrif. Ada juga beberapa orang TKI yang harus mengikuti tes lanjutan karena hasil rapid tesnya samar," tambahnya.
Sementara itu, pada Rabu (3/6), sebanyak 40 orang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di Malaysia akhirnya pulang ke kampung halamanya melalui Bandara Internasional Hangnadim Kota Batam, Kepri. Puluhan TKI tersebut, telah menjalani rapid tes dan karantina selama 17 hari di rumah susun Tanjunguncang, Batam dengan pengawasan tim medis.
Sebelumnya, Didi merinci, sebanyak 293 orang TKI pulang dari Malaysia, Kamis (21/5) melalui Pelabuhan Internasional Batam Center. Mereka terpaksa pulang karena terdampak mewabahnya Covid-19 saat bekerja di Malaysia. Setibanya di Batam, ratusan TKI itu langsung menjalani tes kesehatan dan dikarantina di rusun milik Pemkot Batam yang berada di Kawasan Tanjunguncang, Kecamatan Batuaji, Batam, Kepri.
Sementara itu, Direktur Badan Usaha Bandar Udara (BUBU) Hang Nadim Batam Suwarso mengatakan, terikait kepulangan 40 TKI, sebelumnya pihak bandara telah mendapatkan kordinasi dari tim Gugus Tugas Penanganan Covid - 19 Kota Batam yang akan memulangkan puluhan TKI melaui jalur udara.
Teknis pemeriksaan diberlakukan sama sesuai prosedur Protokol Kesehatan di Bandara, seperti harus adanya surat jalan, keterangan rapid tes, atau surat pengantar dari Tim Gugus Tugas.
"Untuk rute pertama ada sekitar 20 orang di terbangkan ke Surabaya menggunakan maskapai Lion Air, sisanya menggunakan Batik Air. Sebelum diterbangkan, para TKI juga melalui prosedur kesehatan, mereka di periksa satu persatu oleh petugas yang bersiaga di Bandara," tuturnya.