Sragen, Gatra.com - Sebanyak 26 titik Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kabupaten Sragen mengalami penurunan penjualan. Tren di rumah saja mempengaruhi konsumsi BBM di masa pandemi Covid-19. Kepala Unit SPBU Nglangon, Budi Harsono mengatakan kondisi tersebut dirasakan menyeluruh di semua unit penjualan BBM di semua daerah.
Kenaikan konsumsi di arus mudik dan balik lebaran tak terjadi. Mobilitas pengguna angkutan umum maupun pribadi sangat terbatas. "Semua se-Soloraya merasakan kondisi turun drastis. Kami saling berkeluh kesah di grub WA," terangnya kepada wartawan di Sragen, Rabu (3/6).
Ia berharap paceklik segera berakhir dengan berlakunya tatanan normal baru. Kegiatan masyarakat yang mulai ramai, dipastikan menggeret pemakaian BBM di kendaraan bermesinnya. Hal ini mulai terlihat dari operasional kendaraan bermotor milik pemerintah. Terlebih, WFH akan berakhir di pekan ini. "Kalau pemerintah sudah memberlakukan New Normal, artinya mobilitas juga normal. Itu yang kami harapkan," katanya.
Dikatakannya usai lebaran ada peningkatan penjualan selain solar meski belum signifikan. "Setelah dan sebelum lebaran turun penjualan di produk solar. Jika normal harian penjualan 30.000-32.000 liter, seharinya menjadi 24.000-25.000 liter," terangnya.
Dia menyampaikan meski tahun ini tidak ada kebijakan pembatasan kendaraan bersumbu lebih dari dua memasuki kota, namun tetap saja sepi. Para pemilik kendaraan besar banyak yang tidak mengoperasikan armadanya.
Dikatakannya, pandemi ini mengakibatkan Perumda SPBU dan Bengkel Terpadu harus kerja keras untuk mencapai target Pendapatan Asli Daerah (PAD). Sejauh ini belum ada revisi PAD dari direksi. Padahal target tahun ini sekitar Rp1,1 miliar. "Sampai sekarang kita belum ajukan revisi, menunggu hasil laporan di bulan Mei. Target kita naik 7 persen dari tahun kemarin," terangnya.