Kudus, Gatra.com - Banyaknya perusahaan yang mengimplementasi bekerja dari rumah untuk para karyawannya, menjadi berkah tersendiri bagi peternak ikan hias mas koki di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Mengingat permintaan pasar cenderung meningkat hingga 20 persen sejak masa pagebluk.
Peternak Ikan Mas Koki, Anis Nova mengatakan, banyaknya warga yang mengurangi beraktivitas di luar ruangan saat ini, memunculkan tren baru untuk mengisi waktu luang, satu diantaranya hobi memelihara ornamental fish freshwater.
“Jauh meningkatnya karena memang penghobi atau para kolektor butuh untuk mengisi waktu selama masa pandemi, meningkat sekitar 20 persen,” ujarnya, Senin (1/6) sore.
Pangsa pasarnya pun tidak hanya mencakup seantero nusantara, tetapi tak jarang ia harus memenuhi permintaan pasar internasional yang kebanyakan berasal dari negara-negara di benua Asia.
“Fokus kami memang diutamakan untuk kelas premium, tetapi juga melayani kelas reguler seperti toko ikan hias,” terang warga Desa Loram Kulon RT 04/RW 03, Kecamatan Jati ini.
Pria berusia 30 tahun yang menggemari ikan mas koki ini mengaku, mulai menjajal peruntungannya pada tahun 2014 silam dengan mencoba memijahkan sendiri. Dari hasil coba-coba, hasil budi dayanya pun laku terjual melalui platform jejaring sosial kala itu.
“Dulu hobi memang, pelihara ikan mas koki jenis Oranda dan Ryukin di akuarium berukuran 1 meter. Lalu mencoba untuk memijahkan sendiri dengan kolam terpal, dari 500 telur yang berhasil hidup hingga gede sekitar 400 ekor, iseng jual ternyata laku,” jelas karyawan perusahaan swasta di Kota Kretek itu.
Satu tahun kemudian, ia memantapkan niatnya untuk beternak sungguh-sungguh ikan mas koki sebagai bisnis sampingan, apalagi di Kabupaten Kudus saat itu belum ada yang orang yang beternak ikan mas koki. Dari satu kolam terpal ukuran 2x1 meter, satu tahun selanjutnya keuntungan dari bisnis tersebut dibelikan 10 terpal dengan ukuran yang sama.
“Memang dua tahun itu perjuangan, setelah ikan banyak, ternyata pasar tak segurih diawal pijah. Dari situ terus membangun jejaring dan belajar banyak, kita tidak lagi main ikan pasaran atau reguler, tetapi ikan dengan kualitas premium,” bebernya.
Hasilnya pada tahun 2017, semua pangsa pasar mulai dari kelas reguler, hobi bahkan kelas show/kontes berhasil ditembus. Lantaran ekspansi bisnis tak hanya didominasi pasar nasional, tetapi juga pasar manca, pada tahun 2019 ia memperluas peternakannya dengan 18 kolam beton berukuran 3x3 meter.
“Di Farm Ankok ini, kita membudidaya ikan jenis Ranchu, Ryukin dan Oranda. Dari jenis itu yang paling banyak peminatnya ya Oranda dan Ranchu. Berkali-kali kirim ke luar negeri juga,” imbuhnya.
Selain menjadi bisnis sampingan yang menjanjikan, tak jarang ia mengantongi piagam dari sekian kontes ikan mas koki di tingkat nasional dan menjadikan namanya cukup dikenal di kalangan peternak maupun penghobi jenis ikan ini.
Ia menyebutkan untuk harga ikan mas koki kelas reguler dijual dengan harga Rp10.000-50.000, sedangkan untuk kelas hobi antara Rp100.000-500.000, sementara grade show dibandrol dari Rp700.000 hingga jutaan rupiah.
“Untuk kelas show memang sedikit lebih mahal karena dari 800 burayak yang berhasil dipijah, paling hanya 10 persen saja yang jadi grade bagus. Untuk proses pijah hingga layak jual sekitar tiga bulan,” tuturnya.
Ditambahkan, agar pemerintah turut membantu peternak ikan hias di Indonesia dengan membantu memudahkan proses ekspor, dengan begitu produk ikan hias dari nusantara semakin dikenal luas.
“Sebenarnya banyak ikan hias di Indonesia yang kualitasnya sangat bagus, tak kalah ma cetakan negara lain, kalau ini bisa dikelola dengan baik dan dibantu oleh pemerintah ini akan menjadi keuntungan tersendiri, baik bagi negara maupun peternak,” tandasnya.