Yogyakarta, Gatra.com - Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi menilai tidak perlu menunda pembukaan tahun ajaran baru di tengah pandemi mengingat kasus positif baru Covid-19 tak lagi ditemukan di kota pelajar selama dua pekan ini.
Heroe menyebut penundaan tahun ajaran baru tidak efektif, merugikan siswa, menunda usia produktif, dan tidak memberi banyak manfaat. “Harusnya lebih realistis dan mengubah target pembelajaran yang responsif, sehingga hasil optimal bisa dicapai di masa pandemi ini," ujar Heroe dalam pernyataan tertulis, Senin (1/6).
Menurut Heroe, wabah Covid-19 harus membuat warga mengubah cara pandang, termasuk dalam pendidikan. "Malahan saatnya kita harus mengubah mindset bahwa ketidaknormalan kondisi ini harus dihadapi dengan out of the box agar bisa mematangkan kedewasaan para siswa,” ujar Ketua Gugus Tugas Covid-19 Kota Yogyakarta ini.
Ia menjelaskan, pada Juni ini Pemkot Yogyakarta membuka penerimaan siswa baru SD dan SMP. Menurut dia, protokol kesehatan di sekolah akan disiapkan menuju era normal baru, termasuk saat pembelajaran dan kegiatan di sekolah.
Pemkot Yogyakarta menyiapkan sejumlah aturan normal baru untuk sekolah, seperti penyediaan fasilitas pemeriksaan suhu tubuh dan cuci tangan, mengatur jarak di kelas, melakukan giliran masuk siswa, mekanisme pembelajaran dan materi ajarnya, hingga lama waktu di sekolah.
“Saat ini ada beberapa opsi, misalnya seminggu hanya masuk 1-2 kali saja secara bergiliran. Dan itu semua perlu anggaran yang memadai juga. Proses pembelajaran juga menyesuaikan masa transisi,” katanya.
Apalagi, menurut Heroe, kasus Covid-19 melandai selama beberapa waktu ini. Untuk memastikan kondisi itu, semua wilayah di Kota Yogyakarta akan disasar tes cepat acak.
“Tes acak ini adalah upaya untuk meyakinkan bahwa Kota Yogyakarta memang sudah sangat landai dan tidak ada kasus dari klaster baru. Atau malah muncul kasus yang selama ini tidak terdeteksi di masyarakat,” ujar Wakil Wali Kota Yogyakarta ini.
Tes cepat Covid-19 digelar di pasar-pasar tradisional, kafe, restoran, dan pusat belanja di Kota Yogyakarta, pekan ini. “Minggu ini kita lakukan rapid test acak bersama epidemiolog Universitas Gadjah Mada (UGM). Ini sebagai sampel untuk melihat apakah sebaran Covid-19 di Kota Yogyakarta masih aktif atau sudah mulai mereda,” ujar Heroe,
Menurut dia, urutan tes cepat acak ini akan digelar seperti tes cepat untuk pekerja dan pengunjung supermarket Indogrosir yang menjadi klaster penularan Covid-19 di DIY. Tes cepat diperlukan karena tak ditemukan pasien positif Covid-19 baru selama dua pekan ini di Yogyakarta.
“Saat ini kasus konfirmasi (positif Covid-19) delapan, PDP 11, dan ODP 63. (Pasien positif Covid-19) Ini adalah istri dari satu PDP yang sudah dinyatakan positif dua hari sebelumnya karena dari Surabaya pertengahan Mei lalu,” ujarnya.