Lombok Barat, Gatra.com - Perayaan Lebaran Topat di tengah pandemi Covid-19 tahun ini di Lombok Barat (Lobar), Nusa Tengara Barat (NTB), ditiadakan. Bukti keseriusan Pemerintah Daerah (Pemda) Lobar meniadakan event tahunan ini, yakni dengan menutup total akses masuk seluruh destinasi wisata yang selama ini menjadi tujuan kunjungan wisatawan domestik untuk merayakan Lebaran Topat.
“Kita sengaja menutup seluruh obyek wisata yang selama ini diserbu masyarakat setiap kali digelarnya perayaan Lebaran Topat, seperti pantai ataupun makam-makan keramat di Lombok Barat," kata Bupati Lombok Barat, H. Fauzan Khalid, di Lombok Barat, Minggu (31/5) saat memantau beberapa titik destinasi wisata yang selama ini menjadi lokasi favorit kunjungan wisata warga.
Fauzan mengungkapkan, penutupan ini bukan untuk mengekang masyarakat yang ingin berlibur dalam merayakan lebaran topat, tapi ini murni untuk mencegah dan memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Lombok Barat yang semakin melonjak.
Sebagaimana diketahui, sejumlah obyek wisata terkenal yang selama ini menjadi tujuan wisata masyarakat Lobar pada perayaan Lebaran Topat, di antaranya Pantai Kuranji Dalang, Sengigi, Kerandangan, dan Cemare Lembar.
Destinasi wisawan lokal lainnya adalah Makam Batulayar, Taman Wisata Narmada, Taman Wisata Sesaot, dan Taman Wisata Aiknyet Narmada ditutup sejak 3 hari sebelumnya. Sejumlah 700 personel gabungan dari aparat TNI, Polri, Pol-PP, dan Dinas Perhubungan dikerahkan untuk menjaga lokasi-lokasi tersebut agar tidak dikunjungi warga.
“Kita turunkan untuk untuk mengawasi dan memantau jika ada pergerakan masayarakat yang ingin berwisata ke lokasi-lokasi yang sudah ditutup tersebut," kata AKBP Bagus S Wibowo, Kapolres Lombok Barat.
Menurut Bagus, aparat memperketat pengawasan untuk memastikan tidak ada warga yang masuk ke lokasi wisata demi mencegah penyebaran Covid-19. "Kita perketat meski warga mencari jalan tikus untuk masuk ke area wisata tersebut,” ujarnya.
Sementara itu, Sekda Lombok Barat, H. Baehaqi, mengungkapkan, di kawsan Senggigi dan Batulayar sebagai sentral perayaan lebaran topat setiap tahunnya saat ini ditutup. Namun demikian, warga sudah bisa memahami kebijakan pemerintah di saat pandemi Covid-19.
“Pencegahan penularan Covid-19 yang dilakukan pemerintah, TNI, Polri tidak akan berarti apa-apa jika peran dan partisiasi masyarakat tidak ada. Tapi kesadaran masyarakat mulai tumbuh dan itu dibuktikan dengan tak adanya masyarakat yang berkerumun ke lokasi wisata,” ujar Baehaqi.
Pantauan Gatra.com di lokasi-lokasi wisata tersebut terlihat belasan aparat TNI, Polri, dan Pemda berjaga-jaga di pintu masuk objek wisata. Tidak sedikit masyarakat yang harus gigit jari karena diminta balik arah untuk tidak masuk ke area wisata. Terkecuali penduduk lokal yang tinggal di lokasi wisata tersebut yang diizinkan berwisata di wilayahnya sendiri.
Kepala Desa Sesaot, Yuni Hari Seni, menyampaikan, walaupun ini berat bagi warga, mengingat sebagian besar menggantungkan hidupnya dari sektor pariwisata. Tapi penutupan ini demi keselamatan bersama dalam mencegah dan meminimalisir Covid-19.
"Kami harus lakukan langkah preventif dan ini sesuai juga dengan surat edaran Bupati Lombok Barat,” kata Yuni.