Solo, Gatra.com – Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo terus melakukan rapid test untuk menelusuri penyebaran virus covid-19. Selama beberapa waktu rapid test difokuskan pada tempat umum dan pekerja lapangan. Namun kedepannya Rapid Test akan difokuskan di Puskesmas dan sasarannya yakni ibu hamil.
Kepala DKK Solo Siti Wahyuningsih mengatakan selama ini pelaksanaan rapid test difokuskan di tempat umum dan pekerja lapangan. Namun kedepannya untuk pelaksanaan rapid test akan difokuskan di Puskesmas.
”Jadi kan kita tujuannya untuk tracing secara masif. Makanya kami akan lakukan tracing lebih luas lagi, tapi harus terukur,”ucapnya saat dihubungi Sabtu (31/5).
Puskesmas dipilih karena memang pintu pertama untuk penanganan penyakit. Banyak warga yang memiliki keluhan kesehatan ringan yang datang ke puskesmas untuk berobat. Ini juga yang menyebabkan hasil rapid test pada tenaga kesehatan reaktif hingga delapan orang.
”Biasanya orang yang sakit dengan gejala ringan ini datangnya ke Puskesmas. Makanya kami akan petakan melalui Puskesmas. Tentunya untuk pelayanan di Puskesmas diberikan gratis,”ucapnya.
DKK Solo juga mempersilahkan faskes pertama pihak swasta memberikan layanan rapid test pada masyarakat. Diharapkan dengan rapid test ini bisa terpetakan penyebaran covid-19.
"Memang rapid test ini tidak bisa mendeteksi apakah mereka sudah terpapar covid-19 atau belum. tapi memang fungsinya untuk mendeteksi antibody dalam tubuh. Makanya saya sangat ketat dalam pengambilan sampel darahnya. Harus darah vena,”ucapnya.
Selain pemetaan di Puskesmas, DKK Solo juga akan mengoptimalkan pemetaan pada ibu hamil dan anak-anak. Pasalnya keduanya dianggap rawan terpapar virus ini.
”Daya tahan tubuh anak-anak ini kan tidak seperti orang dewasa. Dari unsur kehati-hatian juga mereka belum tahu. Makanya harus dilindungi, apalagi selama beberapa waktu terakhir kasus yang terkonfirmasi positif dari anak-anak,”ucapnya.
Selama beberapa waktu terakhir, DKK Solo telah melakukan rapid test di beberapa lokasi. Diantaranya di dua RT yang menjalani karantina di Kelurahan Joyotakan, pasar tradisional, pusat perbelanjaan, lingkungan aparatur sipil Negara (ASN) Balai Kota Solo yang bekerja di lapangan serta tenaga kesehatan.
Hasilnya, di Joyotakan ada enam yang ditemukan reaktif, satu orang di Solo Paragon Mall, dua orang di Pasar Depok Solo, dua orang di lingkungan Balai Kota Solo, dua orang relawan, dan delapan orang dari tenaga kesehatan. Mereka yang hasilnya dinyatakan reaktif langsung diambil sampelnya untuk dilakukan uji polymerase chain reaction (PCR).