Minneapolis, Gatra.com - Walikota Minneapolis, Jacob Frey, mengatakan 3rd Police Precinct ( Kantor Polisi ke-3) kota itu diperintahkan untuk dievakuasi Kamis malam untuk menghindari 'pertempuran satu lawan satu' dengan perusuh yang kemudian menyerbu gedung dan membakarnya.

Dalam sebuah wawancara dengan WCCO pada Jumat, Frey mengklaim bahwa ia dan Kepala Polisi Medaria Arradondo juga percaya bahwa dengan mengosongkan gedung akan 'mengurangi situasi' dan mencegah polisi dari 'kewalahan'.

Dia juga dengan marah menyangkal klaim bahwa dia 'puas dengan membiarkan kota dikuasai'. “Kami adalah pasukan polisi yang berjumlah lebih dari 800 perwira, jauh lebih sedikit dari itu yang bertugas aktif pada waktu tertentu. Cukup dengan melihat angka, kami akan kewalahan. Ini masalah matematika, bukan perencanaan," kata Frey.

Perwira terakhir meninggalkan Kantor ke-3 sekitar pukul 10 Kamis, meskipun sebagian besar sudah keluar berpatroli di kota itu pada malam ketiga protes atas kematian pria kulit hitam George Floyd. “Sumber daya kami tidak dapat dimanfaatkan. Kami memiliki sekitar 30 - 50 panggilan prioritas 1 yang tidak ditanggapi pada saat tertentu, di atas apa yang terjadi. Kami kewalahan. Semua petugas yang ada keluar," kata Frey.

Beberapa orang digambarkan di dalam gedung, berkeliaran di koridor-koridornya dengan tongkat bisbol, kapak, dan obor sambil menggambar coretan di dinding. Para pengunjuk rasa berkumpul di halaman saat  kantor polisi itu terbakar.

Para pengunjuk rasa digambarkan di luar kantor polisi yang terbakarmemegang sebuah poster yang mengatakan: 'Saya tidak bisa bernapas,' kata-kata yang diucapkan oleh George Floyd ketika seorang petugas polisi berlutut di lehernya.

Para pengunjuk rasa berkumpul di depan gedung polisi dengan semua pemikiran tentang jarak sosial yang terlupakan, meskipun beberapa memakai masker. Para perusuh menumpukkan furnitur ke api unggun di kantor polisi tadi malam setelah polisi mengevakuasi gedung sekitar pukul 22.00.