Jakarta, Gatra.com - Pimpinan PO Juragan 99 Trans, Gilang Widya Permana, mengatakan, pihaknya menyiapkan skema alternatif agar bisa bertahan jika pandemi coronavirus disease 2019 (Covid)-19 kian parah dan pemerintah memperpanjang penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Gilang menyampaikan, bisnis transportasi termasuk jasa bus pariwisata sangat terdampak pandemi Covid-19 karena adanya pembatasan aktivitas sosial dan penutupan lokasi wisata di Tanah Air untuk mencegah penyebaran virs SARS CoV-2 ini.
Pembatasan aktivitas sosial dan sektor pariwisata membuat bisnis jasa angkutan sepi pesanan atau order. "Arus wisata domestik turun jauh. Kegiatan bus tidak dalam trayek atau carter ini hampir tiarap karena minim operasi," ujarnya.
Adapun skema alternatif yang telah disiapkan, lanjut Gilang, pihaknya tetap menjamin kesediaan layanan namun akan mengubah pola operasi, khususnya untuk social distenching demi mencegah penyebaran Covid-19 dengan menghadirkan armada terbaru Avante H8.
Menurut Gilang, Avante H8 diperoleh dari event Gaikindo Indonesia International Vehicle Expo (GIICOMVEC) 2020, 5-8 Maret 2020, memiliki penampilan yang berbeda dari armada yang dimiliki atau yang sudah ada di Juragan 99 Trans.
"Avante H8 menawarkan kenyamanan bagi penumpang karena bus baru ini hasil kerja sama antara Mercedes-Benz dengan perusahaan karoseri asal Kota Malang, Jawa Timur, Tentrem," katanya.
Selain menawarkan kenyamanan, Avante H8 mempunyai bagian interior dan 50 kursi penumpang berkonfigurasi 2-2 berjajar mewah. Semua berkonsep kursi balap. Sehingga, jarak antara penumpang satu dengan yang lainnya cukup lega.
Menurut Gilang, pihaknya juga menerapkan skema satu bus hanya diisi setengah dari kapasitasnya sejumlah 50 orang penumpang demi menjaga jarak atarpenumpang mengikuti standar kesehatan.
"Jadi kita tidak mengizinkan penuh, tapi cukup 50%. Jadi dibatasi jamnya dan dikurangi penumpangnya hal ini untuk mendukung social distenching," ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (30/5).
Gilang menyampaikan, pandemi Covid-19 ini sangat berdampak pada sektor pariwisata, termasuk para pelakunya, tak terkecuali jasa layanan transportasi pariwisata. Menurutnya, sudah 1 bulan lebih armadanya terparkir.
"Untuk menghindari gejolak di lingkungan manajemen kami tidak merumahkan karyawan. Mereka tetap kita perhatikan namun tidak seperti sebelum wabah ini menyebar. Bentuk perhatian manajeman seperti pemberian sembako dan tunjangan hari raya," ungkapnya.
Menurutnya, dampak pandemi Covid-19 ini bukan hanya menerpa pengusaha, tetapi juga berbagai elemen, termasuk masyarakat kecil. Untuk itu, ia mendukung kebijakan pemerintah agar semua pihak menerapkan protokol kesehatan secara ketat untuk mencegah Covid-19.
Adapun protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran virus corona jenis baru, SARS CoV-2 ini, di antaranya menjaga jarak aman (physical distancing), menggunakan masker saat keluar rumah, hindari bepergian jika tidak terpaksa, dan mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir.
"Ini demi kepentingan bersama agar pandemi Covid-19 segera berakhir di Indonesia," kata Gilang.