Jakarta, Gatra.com – Menjalankan kebijakan yang cepat merupakan strategi dari cara efektif pemerintah Jerman untuk mengatasi wabah Covid-19 di Berlin dan 15 negara bagiannya.
Hal itu disampaikan Duta Besar RI untuk Jerman Arif Havas Oegroseno dalam Konferensi Press Kebijakan Terkini New Normal di Eropa, Sabtu (30/5).
Diketahui, Jerman pertama kali mengidentifikasi adanya kasus Covid-19 pada 27 Januari 2020. Sebagai tanggapan, pada tanggal itu juga, pemerintah Jerman memutuskan untuk membentuk tim krisis Covid-19 atau lebih dikenal dengan Corona Crisis Team.
"Dua minggu kemudian, tanggal 24 Februari, dana vaksin mulai digarap oleh pemerintah Jerman. Karena keadaan infeksi semakin meningkat, maka pada tanggal 13 Maret, dilakukan lockdown," kisah Arif.
Meski, belum semua fasilitas di Jerman ditutup. Ada beberapa kehidupan bisnis dan sosial yang masih buka, seperti toko makanan, grocery store atau super market, restoran dengan hanya melayani pesanan antar, rumah sakit, klinik dokter, serta apotek.
"Kemudian bisnis logistik tetap berjalan, kemudian service tetap berjalan, dan bahkan konsumsi bangunan tetap berjalan seperti biasa," ujarnya.
Pada saat lockdown, lanjut Arif, pemerintah Jerman menerapkan kebijakan yang sangat tegas kepada warganya. Dengan melarang orang-orang berkumpul atau berkerumun di suatu tempat.
"Pada saat lockdown misalnya, masih banyak orang yang tidak terlalu patuh, bahkan ada beberapa orang yang membuat corona party. Jadi karena corona itu, mereka membuat pesta di rumah-rumah. Oleh pemerintah Jerman itu dibubarkan dan dilakukan sweeping. Sehingga tegas sampai ke lapangan," jelasnya.
Jika dihitung masih lebih banyak warga yang mematuhi kebijakan pemerintah, dengan menerapkan disiplin ketat pada dirinya sendiri. Tidak hanya itu, warga Jerman juga menyadari betul bahwa wabah Covid-19 bukanlah suatu penyakit biasa dan menganggap pandemi asal Wuhan, Cina itu sebagai tanggung jawab bersama.
Karena tegasnya kebijakan pemerintah serta tingkat disiplin masyarakat yang cukup tinggi, kata Arif maka pada 28 April jumlah warga yang terinfeksi Covid telah mengalami penurunan cukup signifikan, mencapai angka 50 orang per 100.000 orang.
"Bahkan, tanggal 16 Mei, liga sepak bola di Jerman dan merupakan bagian dari liga sepak bola Eropa, sudah berjalan," kata Arif.