Brebes, Gatra.com - Pasar ekspor pakaian jadi mulai kembali terbuka di tengah pandemi Covid-19. Hal ini menjadi peluang bagi industri garmen di Tanah Air untuk tetap menjalankan produksi.
"Saya dapat laporan dari PT Daehan, pasar di AS sudah terbuka kembali jadi mereka sudah melakukan ekspor, meski kuantitasnya memang belum seperti ketika kondisi normal sebelum Covid-19. Tapi paling tidak mereka sudah mulai ada kegiatan yang tentu menambah nilai ekspor tersebut," kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita saat meninjau pabrik PT Daehan Global di Brebes, Jawa Tengah, Jumat (29/5).
Menurut Agus, industri pakaian jadi merupakan salah satu sektor manufatur yang menjadi penyumbang terbesar bagi pertumbuhan industri manufaktur. Hal itu dilihat dari catatan nilai ekspor yang mencapai USD 8,30 miliar pada 2019.
"Sehingga industri pakaian jadi perlu didorong untuk tetap produktif dan berdaya saing," ujar Agus.
Menperin mengatakan, saat ini industri pakaian jadi memang sedang mengalami penurunan permintaan akibat dampak pandemi Covid-19. Meski demikian, peluang ekspornya masih terbuka, termasuk dengan adanya permintaan tinggi bagi produk garmen yang dibutuhkan dalam penanganan penyakit yang disebabkan virus corona tersebut.
"Industri garmen memberikan kontribusi besar dalam upaya penanggulangan Covid-19 dengan turut memproduksi alat pelindung diri (APD) yang menjadi pasokan perlindungan diri yang dibutuhkan tenaga medis,” ujar Agus.
PT Daehan yang memiliki pabrik di Brebes, Sukabumi, Citeureup dan Cibinong juga turut memproduksi APD berupa coverall atau protective suite dengan kapasitas 12 juta pieces per bulan dan surgical mask sebanyak enam juta pieces perbulan.
"Produksi tersebut turut membantu pemerintah dalam suplai kebutuhan APD untuk perlindungan tenaga medis," ucap Agus.
Dalam kunjungannya, selain melihat proses produksi, Agus juga mengecek penerapan protokol kesehatan di lingkungan pabrik selama produksi berjalan untuk mencegah penyebaran Covid-19. Protokol kesehatan yang dijalankan antara lain penggunaan masker, pengaturan jarak, penyediaan tempat cuci tangan atau hand sanitizer, pembatasan jumlah karyawan yang bekerja dan pengurangan shift.