Surabaya, Gatra.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur merespon terkait polemik bantuan berupa mobil Combat Covid-19. Pemprov menyatakan bahwa, mobil tersebut adalah permintaan kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur menyatakan, telah mengirim surat kepada BNPB tiga pekan lalu (11/5). Isinya berupa permintaan dukungan percepatan penegakkan diagnosis Covid-19.
Kalaksa BPBD Jatim Suban Wahyudiono mengatakan, kongkritnya adalah meminta bantuan berupa mesin PCR sebanyak 15 unit. Selain itu, lanjut Suban, pihaknya juga menghubungi langsung Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo.
Suban menyebut, ada juga komunikasi dari Pangdam V/Brawijaya KSAD Mayjen Widodo Iryansyah agar permintaan tersebut segera direalisasi. Yakni berupa mobil Combat Covid-19 atau mobil PCR.
"Saya sendiri sudah Whatsapp kepada pak Doni Monardo, diarahkan untuk segera berkomunikasi kepada Deputi 1 Kedaruratan BNPB Dodi Rsuwandi. Perbincangan saya kepada pak Dodi, bahwa tanggal 27 Mei, kami sudah dikirim 1 unit yang isinya dua mesin PCR," kata Suban saat konferensi pers di Gedung Grahadi, Jumat (29/5).
Suban menjelaskan, koordinasi tersebut menyepakati bahwa ada satu mobil Combat Covid-19 yang akan sampai di rumah sakit lapangan di Jalan Indrapura, Surabya. Mobil tersebut akhirnya sampai di Surabaya, Rabu lalu (27/5) pukul 04:00 WIB.
Tak lama, petugas kesehatan di mobil tersebut langsung bertugas memeriksa 300 spesimen atau sample dari RSU Universitas Airlangga dan Asrama Haji Surabaya. Besoknya, mobil tersebut berangkat ke Sidoarjo dan Lamongan untuk menguji sejumlah spesimen.
Terkait protes keras dari Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Suban mengaku mendapat surat permohonan mobil serupa pada Jumat lalu (22/5). Hanya, pihaknya belum merespon surat permohonan Risma hingga saat ini.
"Padahal, mobil unit ini datangnya tanggal 27 Mei. Jadi, surat dari wali kota Surabaya, belum kami jawab hingga saat ini. Karena, mobil ini langsung beroperasi," kata Suban.
Selain itu, Suban juga beralasan bahwa mobil tersebut peruntukkannya tidak hanya di Surabaya. Tetapi juga melayani uji spesimen di wilayah lain, seperti; Lumajang, Sidoarjo, dan Tulungagung.
Dirinya menjelaskan, jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) di Tulungagung merupakan terbanyak ke-2 di Jawa Timur. Jumlah tersebut tidak diimbangi dengan terbatasnya kapasitas tes swab yang menyebabkan tewasnya 172 dari 585 PDP.
"Itu saya sampaikan kronologisnya. Karenanya, mobil tersebut memang harus berkeliling ke daerah-daerah yang membutuhkan," tuturnya.
Ketua Tim Kuratif Gugus Tugas Covid-19 Jawa Timur Joni Wahyuhadi mengatakan, pihaknya meminta bantuan mobil Combat Covid-19 sebanyak dua unit. Supaya, proses identifikasi apakah orang tersebut positif Covid-19, dapat dipercepat.
Sebagimana diketahui, mobil tersebut dapat menguji spesimen Covid-19 dan hasilnya dapat terlihat hanya dalam waktu kurang dari 50 menit. Karenanya, dua mobil tersebut sangat dibutuhkan di semua fasilitas kesehatan.
"Karenanya, mobil PCR itu ditujukan untuk men-subtitusi sementara di RSU Airlangga. Karena mesin PCR di Institute of Tropical Disease Universitas Airlangga itu sedang bermasalah," kata Joni.
Setelah dua unit mobil Covid-19 datang ke Surabaya, lanjut Joni, kendaraan itu direncanakan melayani pengujian spesimen dari sejumlah pasien di beberapa wilayah pada hari ini.
Antara lain, Lamongan dan Tulungagung. Hanya, saat dua mobil tersebut telah melayani uji spesimen di dua wilayah tersebut, salah seorang staf dari Dinas Kesehatan Surabaya meminta dua mobil tersebut agar stand by Surabaya.
"Kami diskusi. Di mana mobil ini bekerja. Banyak sekali yang minta. Kita tahu Tulungagung dan Lamongan cukup banyak sasarannya," terangnya.
Maka, lanjutnya, disepakati bahwa pelayanan dua mobil Combat Covid-19 itu pada Sabtu besok (30/5). Rencananya, dua mobil tersebut akan melayani 200 uji spesimen dari RSUD. Dr. M. Soewandhi, RS Husada Utama, di sejumlah Kampung Tangguh, dan RS Darurat di Jalan Indrapura.