Karanganyar, Gatra.com - Pemerintah Kabupaten Karanganyar meyakini sektor pariwisatanya berpotensi menyuguhkan tatanan kenormalan baru yang bisa jadi acuan secara nasional. Tatanannya akan dipamerkan dalam lomba inovasi dalam penyiapan Normal Baru Produktif Dan Aman covid-19 yang disayembarakan Kemendagri.
"Karanganyar kan sudah dikenal banyak orang dengan wisatanya, maka kami kan ikut lomba inovasi di sektor wisata," jelas Bupati Karanganyar, Juliyatmono kepada wartawan di sela video conference terkait koordinasi penyelenggaraan lomba ini, Jumat (29/5).
Ia sangat antusias mengikuti arahan Mendagri Tito Karnavian terkait persiapan daerah dalam mengikuti lomba tersebut. Dari semua sektor potensial di Karanganyar, Juliyatmono berencana mengambil tema kenormalan baru pariwisata.
"Banyak yang akan kita tonjolkan di presentasi penilaian nantinya. Selain harus sesuai dengan kriteria penialaian dari panitia pusat, kami juga akan menonjolkan betapa indahnya wisata di Karanganyar walau diterapkan dengan protokol covid-19," imbuh Bupati yang akrab disapa Yuli ini.
Dia menggagas sistem pesanan di obyek wisata yang akan dikunjungi. Kuota aman pengunjung akan jelas disampaikan pengelola berkat aplikasi pemesanan. Masyarakat juga dapat mengakses aplikasi itu untuk memesan maupun mengetahui sisa kuota aman.
"Mungkin hanya 250 pengunjung saja per hari di Grojogan Sewu. Tak boleh lebih dari itu supaya pembatasan sosial dan fisik terpenuhi," katanya.
Sementara itu dalam video conference itu terungkap materi lomba. Adapun kriteria yang dinilai antara lain adalah kesesuaian dengan protokol covid-19, aplikatif atau replikasi, kreatifitas atau kebaharuan, dan kerjasama(kolaborasi).
Peserta lomba harus melibatkan semua unsur terkait agar kriteria penilaian bisa terpenuhi. Nantinya lomba inovasi yang berakhir tanggal 8 Juni ini akan dinilai oleh Kemendagri, Kemenkes, Kemenkeu, Kemenpar dan Gugus Covid-19 pusat setelah melalui tahap penjaringan, pengukuran indeks, presentasi, dan validasi lapangan. Dengan ketentuan penilaian, video harus merupakan simulasi riil new normal di tempat objek yang dibuat pada 7 sektor yang dilombakan di daerah masing-masing.
Bahkan lomba ini sudah ditentukan bobot penilaiannya. Penilaian kesesuaian dengan protokol covid-10 berbobot (40%), penilaian aplikatif/replikasi berbobot (30%), penilaian kreatifitas dan kebaharuan berbobot (20%), sedangkan untuk penilaian kerjasama/kolaborasi berbobot 19 persen.
"Hadiahnya Rp 3 miliar. Jika menang, tentu bisa membantu percepatan penanganan covid-19. Selain itu silakan pemerintah pusat mencontoh metode new normal di daerah untuk dijadikan pedoman nasional," katanya.