Bandung, Gatra.com - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhajir Effendy menyebut distribusi bantuan sosial (Bansos) bagi warga yang terdampak COVID-19 di Jawa Barat lamban.
Distribusi bansos yang ditargetkan Pemerintah Pusat selesai sebelum lebaran, ternyata di Jabar hanya tersalurkan 27 persen. Meski begitu, saat ini distribusi bantuan di Jabar telah disalurkan sebanyak 80 persen.
"Saya terima info dari Kementerian Sosial, untuk di Jabar sekarang sudah mencapai 80 persen. Jawa Barat memang paling lambat, sebelum lebaran baru 27 persen. Tapi sekarang sudah 80 persen. Mungkin karena medannya cukup sulit," katanya saat meninjau penyaluran Bantuan Sosial Tunai (BST) di Kecamatan Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat, Jumat (29/5).
Muhadjir menjamin seluruh warga yang terdampak COVID-19 bakal mendapat bantuan sosial dari pemerintah. Hal itu berlaku pula bagi warga terdampak Covid-19 tetapi belum mendapatkan bantuan sosial.
"Masih ada peluang untuk mereka yang terdampak asal memang memenuhi syarat, tidak mengada-ada, tidak dibuat-buat. Insyaallah pemerintah akan tetap berikan bantuan sesuai skema yang ada," jelasnya.
Muhadjir menjelaskan, RT/RW setempat akan melakukan pendataan terhadap warga yang memenuhi syarat menerima bantuan. Data tersebut selanjutnya akan dipermanenkan dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) agar warga yang sudah rampung terdata bisa mendapat bantuan reguler hingga dampak COVID-19 berakhir.
"Tetapi untuk mereka yang terdampak dan dianggap sudah bisa pulih ketika pemulihan ekonomi terjadi, nanti mereka akan berhenti diberi bantuan sampai bulan Desember," katanya.
Muhadjir mengatakan, bantuan sosial sampai bulan Desember. Sedangkan bantuan langsung tunai (BLT) Dana Desa hanya sampai bulan September tapi jumlahnya akan dikurangi menjadi Rp300 ribu mulai bulan Juli.
"Untuk memutus bantuan sosial sambil menunggu pemulihan ekonomi, kita lakukan secara bertahap, tidak drastis diputus," tuturnya.
Sementara itu, Menteri Sosial, Juliari Batubara mengaku, penyaluran bantuan sosial bagi warga terdampak COVID-19 sempat menemui kendala singkronisasi data.
Berkat koordinasi baik antara pusat dan daerah, kendala itu hanya terjadi di awal proses pendistribusian.
"Kendala di lapangan serba mendadak, serba cepat, dan jumlahnya banyak. Kita semoat menemui masalah akurasi data, tapi itu diawal. Berkat koordinasi baik pusat dan daerah, sekrang sudah semakin baik," ucapnya.